Misteri Mutilasi Padang Pariaman: Terkuak Motif Keji Pembunuhan Sadis

Polres Padang Pariaman, Sumatera Barat mengungkap kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap Septia Adinda (25 tahun). Pelaku, Satria Johanda alias Wanda (25), ditangkap pada 19 Juni 2024 pukul 02.00 WIB di rumahnya, Batang Anai, Padang Pariaman. Penangkapan ini menyingkap fakta mengerikan lainnya.
Wanda ternyata juga bertanggung jawab atas pembunuhan dua wanita lainnya, Siska Oktavia Rusdi (Cika, 23 tahun) dan Adek Gustiana (24 tahun), setahun sebelumnya. Jasad kedua korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan di sebuah sumur tua di Pasar Usang.
Kronologi Penemuan Jasad Septia Adinda
Penemuan Jasad Terpisah
Penemuan mayat Septia Adinda berawal dari penemuan potongan tubuh di tepi aliran Sungai Batang Anai pada 17 Juni 2024. Potongan tubuh tersebut tidak utuh, tanpa kepala, tangan, dan kaki. Keesokan harinya, potongan kaki ditemukan sekitar 3 kilometer dari lokasi penemuan pertama.
Pada hari yang sama, bagian kepala korban ditemukan di TPI Padang Sarai, sekitar 6 kilometer dari lokasi penemuan pertama. Semua lokasi masih berada di sekitar aliran Sungai Batang Anai, menunjukkan upaya pelaku menghilangkan jejak.
Identifikasi Melalui Cincin
Identitas korban terungkap berkat pengakuan seorang warga yang mengenali cincin yang dikenakan Septia Adinda. Putri Wulan, teman Septia Adinda, memastikan cincin tersebut unik dan khusus dipesan, sehingga meyakinkan mereka bahwa mayat tersebut adalah Septia.
“Ada cincin persis milik dia (Septia Adinda). Itu cincin hanya dia yang punya, karena cincin itu didesain atau dipesan khusus. Dia saja yang punya,” ujar Putri Wulan.
Tersangka Terjerat Tiga Kasus Pembunuhan
Pengakuan Wanda setelah ditangkap mengungkap keterlibatannya dalam tiga kasus pembunuhan. Selain Septia Adinda, ia juga membunuh Siska Oktavia Rusdi dan Adek Gustiana. Ketiga korban memiliki kesamaan latar belakang: mereka pernah menjadi mahasiswa di STIE KBP Kota Padang.
Pada 19 Juni 2024, polisi bersama BPBD Padang Pariaman dan instansi lainnya mengangkat jasad kedua korban dari sumur. Kondisi jasad sudah berupa tulang belulang, menunjukkan sudah lama terkubur.
Polisi masih menyelidiki kemungkinan adanya korban lain mengingat motif dan modus operandi pelaku yang keji dan brutal. Kepolisian tengah fokus pada penyelidikan untuk mengungkap seluruh rangkaian peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh Wanda.
Kematian Ibu Korban
Ibu Septia Adinda meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju lokasi sumur tempat ditemukannya jasad anaknya. Diduga, beliau mengalami pingsan karena syok atas penemuan tersebut dan meninggal dunia pada pagi hari tanggal 19 Juni 2024.
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, membenarkan kabar tersebut dan menyatakan bahwa autopsi telah dilakukan terhadap ketiga korban untuk penyelidikan lebih lanjut.
Kasus ini menyoroti pentingnya peningkatan keamanan dan pengawasan, terutama bagi perempuan yang tinggal di daerah tersebut. Pihak berwajib perlu meningkatkan upaya pencegahan dan perlindungan terhadap potensi ancaman serupa di masa mendatang.
Kesimpulan: Kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Satria Johanda alias Wanda merupakan tragedi mengerikan yang mengejutkan masyarakat. Pengungkapan kasus ini diharapkan dapat memberikan keadilan bagi para korban dan keluarga mereka. Penting bagi pihak berwenang untuk terus melakukan penyelidikan menyeluruh dan memastikan pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal atas kejahatannya. Selain itu, kasus ini menjadi pengingat perlunya meningkatkan kewaspadaan dan keamanan bagi masyarakat.