Zohran Mamdani: Ancaman Deportasi Trump Sebelum Jadi Wali Kota

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan ancaman terhadap Zohran Mamdani, calon Wali Kota New York dari Partai Demokrat. Trump mengancam akan menangkap dan mendeportasi Mamdani jika ia menolak bekerja sama dengan otoritas imigrasi AS (ICE). Ancaman tersebut disampaikan Trump saat mengunjungi pusat penahanan imigran di Florida pada Selasa, 1 Juli 2025.
Pernyataan kontroversial ini menambah daftar panjang kritik Trump terhadap tokoh-tokoh politik yang dianggapnya mengancam kebijakan imigrasinya. Ancaman tersebut disampaikan secara langsung dan tanpa basa-basi, menunjukkan sikap tegas Trump dalam penegakan aturan imigrasi.
Ancaman Deportasi terhadap Calon Wali Kota New York
Trump menuduh Mamdani, yang memenangkan pemilihan pendahuluan Partai Demokrat untuk Wali Kota New York, sebagai imigran ilegal. Ia menyatakan bahwa jika Mamdani menolak kerja sama dengan ICE, maka akan ditangkap. Hal ini menimbulkan reaksi beragam di kalangan publik dan pejabat pemerintahan.
Trump juga mengkritik kebijakan progresif Mamdani, seperti program transportasi gratis, pembekuan kenaikan sewa, dan pendirian toko grosir milik kota. Meskipun Mamdani telah menjadi warga negara AS sejak 2018, Trump tetap mempertanyakan kewarganegaraan dan loyalitasnya.
Reaksi Keras terhadap Ancaman Trump
Gubernur Negara Bagian New York, Kathy Hochul, langsung mengecam pernyataan Trump melalui media sosial. Hochul menegaskan bahwa siapapun yang mengancam warga New York secara ilegal akan berurusan dengan seluruh warga New York.
Ancaman Trump ini dianggap sebagai bagian dari retorika anti-imigran yang selama ini ia suarakan. Sebelumnya, Trump juga pernah mempertanyakan kewarganegaraan Barack Obama, Kamala Harris, dan Nikki Haley. Kebijakan deportasi massalnya selama masa kepresidenannya juga memicu protes besar-besaran di berbagai kota di AS.
Sejarah Perselisihan Trump dengan Tokoh Publik
Ribuan orang turun ke jalan memprotes penggerebekan ICE yang dianggap melanggar hak asasi manusia. Bahkan, kandidat Wali Kota New York lainnya, Brad Lander, pernah ditahan oleh agen federal saat mendampingi imigran di pengadilan imigrasi Manhattan.
Peristiwa-peristiwa ini menunjukkan rekam jejak Trump dalam isu imigrasi dan menunjukkan bagaimana pernyataannya sering memicu kontroversi dan reaksi keras dari berbagai pihak.
Respons Mamdani dan Dampak Politiknya
Mamdani menanggapi ancaman tersebut dengan pernyataan terbuka di media sosial. Ia menyatakan bahwa ancaman Trump bukan karena pelanggaran hukum, melainkan karena penolakannya terhadap teror ICE terhadap kota New York.
Mamdani menyebut ancaman itu sebagai bentuk intimidasi terhadap demokrasi dan warga New York yang bersuara. Ia menegaskan bahwa dirinya dan warga New York tidak akan tunduk pada intimidasi tersebut. Pernyataan Mamdani ini menunjukkan sikap teguhnya dan sekaligus meningkatkan popularitasnya di kalangan pendukungnya.
Profil Zohran Mamdani dan Kampanye Politiknya
Zohran Mamdani, 33 tahun, adalah politisi progresif kelahiran Uganda yang pindah ke New York pada usia tujuh tahun. Ia menjadi warga negara AS pada 2018.
Mamdani dikenal sebagai demokrat sosial yang aktif memperjuangkan keadilan sosial, hak imigran, dan perumahan terjangkau. Dalam kampanyenya, ia menyatakan akan menjadi “mimpi buruk bagi Donald Trump.” Kemenangannya dalam pemilihan pendahuluan Demokrat telah mengguncang panggung politik New York dan menarik perhatian nasional.
Pemilihan Wali Kota New York akan berlangsung pada November mendatang. Jika terpilih, Mamdani akan menjadi salah satu pemimpin kota besar pertama di AS yang secara terbuka menentang kerja sama dengan ICE dalam operasi deportasi. Ancaman Trump justru kemungkinan besar akan semakin memperkuat dukungan publik terhadapnya. Sikap tegas Mamdani dan kritiknya terhadap kebijakan imigrasi Trump menjadi sorotan utama dalam pertarungan politik ini. Ke depannya, dinamika politik di New York akan terus menarik perhatian mengingat polarisasi yang semakin tajam.