Berita

Iran vs Israel: Sejarah Persahabatan & Perseteruan Mematikan

Perseteruan antara Iran dan Israel merupakan salah satu konflik paling rumit dan berkepanjangan di Timur Tengah. Sejarah hubungan kedua negara ini berkisar antara kerja sama yang erat hingga permusuhan yang penuh kekerasan, menandai babak-babak penting dalam dinamika geopolitik kawasan. Konflik terkini, yang meletus pada pertengahan Juni 2025, telah meningkatkan tensi secara signifikan.

Serangan udara besar-besaran Israel yang diberi nama Operasi Singa Bangkit menandai babak baru dalam konflik ini. Serangan tersebut menargetkan lebih dari 200 lokasi strategis di Iran, termasuk fasilitas nuklir utama.

Era Kerja Sama: Hubungan Iran-Israel di Era Shah

Pada masa pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlavi (awal 1950-an hingga revolusi 1979), Iran dan Israel menjalin hubungan yang relatif erat dan saling menguntungkan. Iran menjadi salah satu negara Muslim pertama yang secara de facto mengakui eksistensi Israel.

Kerja sama ekonomi berkembang pesat, ditandai dengan ekspor minyak Iran ke Israel. Keduanya juga berkolaborasi dalam proyek pengembangan militer, termasuk pembuatan rudal.

Kekhawatiran bersama terhadap ancaman Uni Soviet dan Irak memperkuat ikatan kedua negara. Mereka menjadi sekutu penting dalam konteks geopolitik Timur Tengah pada masa itu. Kerja sama ini mencerminkan kepentingan bersama yang melampaui perbedaan ideologis.

Perubahan Drastis Pasca Revolusi Islam 1979

Revolusi Islam 1979 menandai titik balik yang dramatis dalam hubungan Iran-Israel. Ayatollah Khomeini, pemimpin revolusi, langsung memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.

Pemerintahan baru Iran mencap Israel sebagai “rezim Zionis ilegal,” menandai awal dari sikap anti-Israel yang tegas dan konsisten. Iran mulai secara aktif mendukung kelompok-kelompok perlawanan Palestina dan Lebanon, seperti Hamas dan Hizbullah.

Dukungan ini meliputi penyediaan senjata, pelatihan militer, dan bantuan keuangan. Perubahan ini menandai pergeseran ideologis yang mendasar, mengubah Iran dari sekutu menjadi musuh bebuyutan Israel.

Konsekuensi dari Perubahan Kebijakan Iran

Perubahan kebijakan Iran berdampak signifikan pada lanskap geopolitik Timur Tengah. Dukungan terhadap kelompok-kelompok perlawanan meningkatkan ketegangan dan kekerasan di kawasan.

Israel, di sisi lain, memandang dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok tersebut sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasionalnya. Hal ini semakin memperparah ketegangan antara kedua negara.

Konflik Berkelanjutan dan Dampak Global

Sejak revolusi 1979, ketegangan antara Iran dan Israel terus meningkat. Serangan militer, operasi intelijen, dan persaingan pengaruh menjadi ciri khas hubungan kedua negara.

Program nuklir Iran menjadi sumber utama konflik. Israel melihat program ini sebagai ancaman eksistensial, sementara Iran menegaskan program tersebut untuk tujuan damai.

Konflik ini memiliki dimensi global, melibatkan negara-negara besar dan organisasi internasional. Upaya perdamaian menghadapi tantangan yang kompleks dan sulit, mengingat kepentingan yang saling bertentangan dan sejarah permusuhan yang panjang.

Ketegangan yang terus meningkat antara Iran dan Israel menimbulkan dampak ekonomi global, terutama pada harga minyak dunia. Ketergantungan dunia terhadap pasokan minyak dari kawasan Timur Tengah membuat konflik ini menjadi perhatian internasional yang serius. Situasi ini menuntut diplomasi yang cermat dan upaya untuk de-eskalasi. Perdamaian yang langgeng tampaknya masih menjadi tujuan yang jauh.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button