Berita

Israel Geser Fokus: Gaza Setelah Tensi Iran Mereda

Setelah gencatan senjata antara Israel dan Iran, fokus militer Israel kembali tertuju pada Jalur Gaza. Operasi melawan Hamas dan pembebasan sandera menjadi prioritas utama. Namun, situasi kemanusiaan di Gaza justru memburuk, diwarnai oleh tragedi memilukan di lokasi distribusi bantuan.

Kantor HAM PBB menuding Israel bertanggung jawab atas ratusan korban jiwa, menyatakan penggunaan bantuan makanan sebagai alat perang merupakan pelanggaran berat hukum internasional. Situasi ini semakin mempersulit kehidupan warga Gaza yang sudah terkepung blokade.

Gencatan Senjata Israel-Iran: Perubahan Fokus Militer

Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir, mengkonfirmasi peralihan fokus operasi militer. Prioritas kini tertuju pada pemberantasan Hamas dan upaya pembebasan sandera yang ditawan.

Meskipun gencatan senjata telah tercapai, Letjen Zamir menekankan bahwa konflik dengan Iran belum sepenuhnya berakhir. Tegangan regional tetap menjadi perhatian serius bagi Israel.

Pernyataan ini dikeluarkan menyusul kesepakatan gencatan senjata yang diumumkan pada Selasa, 24 Juni 2025. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan keputusan tersebut setelah berdiskusi dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, memberikan peringatan keras. Iran akan kembali melancarkan serangan jika Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati.

Tragedi Kematian di Lokasi Distribusi Bantuan Gaza

Kantor HAM PBB melaporkan lebih dari 410 warga Gaza tewas sejak akhir Mei. Korban berjatuhan akibat tembakan militer Israel saat warga berusaha mendapatkan makanan di lokasi bantuan Gaza Humanitarian Foundation (GHF).

GHF, sebuah organisasi yang didukung Israel dan AS, ditunjuk sebagai penyalur utama bantuan setelah blokade hampir tiga bulan. Namun, proses distribusi bantuan justru diwarnai kekacauan dan kekerasan yang mengakibatkan banyak korban jiwa.

Juru bicara HAM PBB, Thameen Al-Kheetan, menyatakan keprihatinannya. Ia menyebut kondisi warga Gaza sangat memprihatinkan, terpaksa memilih antara kelaparan atau tertembak saat mencari bantuan.

PBB telah mengkonfirmasi sebagian besar korban tewas akibat tindakan militer Israel. Meskipun ada kelompok bersenjata di sekitar area distribusi, PBB menekankan tanggung jawab utama tetap ada di pihak Israel.

Tanggapan Pihak Berkaitan dan Perbedaan Data Korban

Sumber dari badan pertahanan sipil Gaza yang dikelola Hamas melaporkan angka korban tewas lebih tinggi. Data mereka menunjukkan 21 orang tewas dan sekitar 150 luka-luka saat menunggu bantuan.

Kementerian Kesehatan Gaza mencatat total korban mencapai 516 jiwa dan hampir 3.800 orang terluka. Angka ini menunjukkan skala tragedi yang jauh lebih besar dari laporan awal.

Militer Israel mengklaim warga berkumpul di dekat posisi pasukan di koridor Netzarim. Namun, banyak organisasi kemanusiaan dan lembaga PBB menolak bekerja sama dengan GHF, karena menilai lembaga tersebut sarat dengan kepentingan militer Israel.

Israel membantah tuduhan kejahatan perang, menyalahkan Hamas karena menjadikan area permukiman sebagai basis operasi. Hamas tentu saja membantah tuduhan tersebut. Perbedaan data dan narasi ini semakin mempersulit upaya pencarian kebenaran.

Situasi di Gaza tetap sangat memprihatinkan. Konflik Israel-Iran telah berdampak signifikan, tidak hanya pada perimbangan kekuatan regional, tetapi juga pada kehidupan warga sipil yang menjadi korban utama. Penting bagi komunitas internasional untuk terus mengawasi situasi dan mendesak semua pihak untuk menghormati hukum humaniter internasional. Upaya untuk memastikan akses bantuan kemanusiaan yang aman dan efektif juga harus terus dilakukan untuk meringankan penderitaan warga Gaza.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button