TNI Siap Jaga Perdamaian: Amankah Timur Tengah Kini?

Konflik antar negara merupakan ancaman nyata yang selalu mengintai, bahkan hingga ke Indonesia. Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan kesiapan TNI menghadapi potensi perang, mengingat dinamika geopolitik global yang tak menentu.
Pernyataan ini disampaikan Jenderal Agus menyusul memanasnya konflik Timur Tengah, yang melibatkan Amerika Serikat, Israel, dan Iran. Kekhawatiran akan perang dunia ketiga pun mencuat di kalangan pakar.
Kesiapan TNI: Pertahanan Negara sebagai Prioritas
Jenderal Agus Subiyanto menekankan bahwa kesiapan perang bukan berarti menginginkan perang. Sebaliknya, kesiapan ini merupakan pilar penting dalam menjaga perdamaian nasional.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI saat menutup Dikreg LIII Sesko TNI di Bandung, Selasa (24/6/2025). Beliau menegaskan pentingnya prioritas pertahanan negara di tengah ketidakpastian global.
“Potensi konflik antarnegara akan selalu ada dan perang bisa kapan saja terjadi di negara manapun, termasuk di negara kita. Justru sebaliknya, kita harus siap perang karena kita ingin damai,” tegas Jenderal Agus.
Perdamaian, menurut Panglima TNI, bukan berarti menghindari kesiapan militer. Justru, perdamaian dibangun dari kekuatan dan kesiapsiagaan seluruh komponen pertahanan negara.
Jenderal Agus juga menekankan bahwa menjaga pertahanan dan kedaulatan negara bukan semata tugas militer. Dukungan dan sinergi seluruh unsur bangsa sangat diperlukan.
Indonesia di Mata Dunia: Negara Teraman Jika Perang Dunia III Pecah?
Di tengah kekhawatiran akan perang dunia ketiga, sebuah studi menempatkan Indonesia dalam daftar sepuluh negara teraman.
Profesor Brian Toon, pakar iklim dan sains atmosfer, menyebutkan Indonesia sebagai negara yang dinilai aman karena posisinya yang netral sepanjang sejarah.
Kebijakan luar negeri bebas dan aktif yang dideklarasikan Presiden Soekarno menjadi salah satu faktor yang mendasari penilaian tersebut. Berikut daftar lengkap negara teraman versi Profesor Toon:
- Antartika
- Selandia Baru
- Swiss
- Islandia
- Indonesia
- Afrika Selatan
- Argentina
- Bhutan
- Chile
- Fiji
Konflik Israel-Iran: Gencatan Senjata dan Klaim Kemenangan
Konflik antara Iran dan Israel yang melibatkan Amerika Serikat baru saja berakhir dengan gencatan senjata.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan gencatan senjata tersebut setelah Iran meluncurkan rudal ke pangkalan militer AS di Qatar. Serangan Iran ini bersifat terukur, mengingat roket-roket mereka mudah dicegat.
Meskipun gencatan senjata telah diumumkan, Israel, Iran, dan Amerika Serikat masing-masing mengklaim kemenangan.
Ketegangan sempat meningkat ketika Israel berniat menyerang Iran setelah gencatan senjata. Presiden Trump menegur keras Israel atas rencana tersebut.
Kepala militer Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir, mengumumkan pasukannya akan kembali fokus ke Gaza. Presiden Iran Masoud Pezeshkian juga mengumumkan berakhirnya perang 12 hari tersebut melalui kantor berita pemerintah, IRNA.
Pezeshkian menyatakan bahwa Israel-lah yang memulai perang tersebut. Perang berakhir setelah perlawanan heroik bangsa Iran.
Konflik ini bermula dari serangan AS ke fasilitas nuklir Iran, yang kemudian dibalas Iran dengan serangan rudal ke pangkalan militer AS di Qatar.
Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan pertahanan negara di tengah dinamika geopolitik yang tak menentu. Kesiapan TNI, bersinergi dengan seluruh komponen bangsa, menjadi kunci utama dalam menjaga perdamaian dan kedaulatan Indonesia.