Kerusuhan Persija vs Malut JIS: Puluhan Suporter Ditangkap Polisi

Pertandingan terakhir BRI Liga 1 musim 2024/2025 antara Persija Jakarta dan Malut United di Stadion Jakarta International Stadium (JIS) pada Jumat malam (23/5/2025) diwarnai insiden yang mengkhawatirkan. Kejadian ini hampir menodai penutupan musim Macan Kemayoran dan menjadi sorotan serius bagi keamanan pertandingan sepak bola di Indonesia. Meskipun pertandingan akhirnya berlangsung aman dan terkendali, insiden ini menyoroti pentingnya menjaga ketertiban dan sportivitas di dalam stadion.
Insiden di JIS ini bukanlah sekadar gangguan kecil, melainkan sebuah peringatan serius tentang potensi ancaman terhadap keamanan dan ketertiban pertandingan sepak bola di Indonesia. Kejadian ini memerlukan evaluasi menyeluruh dari berbagai pihak terkait, mulai dari panitia penyelenggara, pihak keamanan, hingga suporter itu sendiri.
Laga Persija vs Malut United: Lima Menit Ketegangan di JIS
Pertandingan sempat dihentikan selama kurang lebih lima menit akibat ulah sejumlah oknum suporter yang tidak tertib. Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Ahmad Fuady, membenarkan hal ini, menyatakan bahwa penundaan pertandingan juga diakibatkan perpanjangan waktu pertandingan. Meskipun demikian, pihak kepolisian berhasil mengendalikan situasi sehingga pertandingan dapat dilanjutkan dan berakhir dengan aman.
Meskipun pertandingan berakhir kondusif, tekanan sudah terasa sejak sebelum laga dimulai. Petugas keamanan melakukan pemeriksaan ketat di pintu masuk stadion, berhasil menyita sejumlah barang terlarang dan mengamankan puluhan orang.
Puluhan Oknum Suporter Diamankan, Barang Terlarang Disita
Sebanyak 36 orang diamankan, terdiri dari 34 laki-laki dan 2 perempuan. 28 orang dibawa ke Polres Metro Jakarta Utara untuk pemeriksaan lebih lanjut, sementara 8 orang lainnya diamankan di posko pengamanan. Barang bukti yang disita antara lain 20 buah flare, 1 cutter, dan 3 botol minuman keras. Keberadaan barang-barang tersebut meningkatkan kekhawatiran akan potensi kerusuhan selama pertandingan.
Pengamanan ekstra dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Sebanyak 1.562 personel gabungan dikerahkan, terdiri dari TNI, Satpol PP, Damkar, Dishub, Dinkes, dan kepolisian dari Polda Metro Jaya serta Polres Jakarta Timur dan Jakarta Pusat. Jumlah personel ini terdiri dari 212 personel BKO eksternal dan 1.350 personel dari Polda Metro Jaya dan jajaran Polres.
Catatan Serius untuk Keamanan Sepak Bola Indonesia
Keberhasilan Persija menutup musim di kandang sendiri tidak boleh menutupi insiden yang terjadi di JIS. Insiden ini menjadi catatan serius bagi pihak keamanan, manajemen klub, dan PSSI. Kejadian ini menekankan pentingnya menjaga sportivitas dan keamanan dalam mendukung tim kesayangan.
Dukungan fanatik yang tidak terkendali dapat merusak atmosfer positif yang sedang dibangun sepak bola nasional. Stadion megah seperti JIS diharapkan menjadi ikon sepak bola modern Indonesia, namun kejadian ini justru menggarisbawahi pentingnya edukasi dan penerapan aturan yang ketat bagi para suporter. Semoga insiden ini menjadi pelajaran berharga agar sepak bola Indonesia tidak hanya unggul di lapangan, tetapi juga dewasa di tribun. Ke depannya, kerja sama yang lebih erat antara semua pihak terkait sangat dibutuhkan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan bagi semua yang terlibat dalam dunia sepak bola Indonesia. Perlu ada peningkatan kesadaran akan pentingnya sportivitas dan kepatuhan terhadap aturan, baik dari pihak penyelenggara maupun suporter. Hanya dengan begitu, sepak bola Indonesia dapat terus berkembang dengan baik dan aman.