Sekolah Rakyat: 100 Lokasi Siap Beroperasi Juli 2025

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul, memberikan laporan perkembangan program Sekolah Rakyat kepada Komisi VIII DPR RI pada Senin (7/7/2025). Laporan tersebut disampaikan dalam rapat kerja di Gedung DPR, Jakarta. Inisiatif Sekolah Rakyat ini merupakan program penting yang bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Program ini menargetkan anak-anak dari keluarga tidak mampu yang masuk kategori desil 1 dan 2 berdasarkan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). Proses seleksi siswa dilakukan secara ketat melalui verifikasi data dan survei lapangan.
Sekolah Rakyat Tahap Pertama: Persiapan Menuju Pelaksanaan
Pada tahap pertama, Kemensos telah menyiapkan 100 lokasi Sekolah Rakyat yang direncanakan beroperasi pada 14 Juli 2025. Dari 100 lokasi tersebut, 63 titik sudah siap dari segi sarana dan prasarana.
Sementara 37 titik lainnya masih dalam proses finalisasi renovasi gedung. Pihak Kemensos berupaya agar seluruh lokasi dapat beroperasi pada Juli 2025.
Sekolah Rakyat tahap pertama ini diperkirakan akan menampung 9.755 siswa dalam 256 rombongan belajar. Jumlah guru dan tenaga kependidikan yang telah direkrut mencapai 1.554 dan 3.390 orang.
Rekrutmen dan Pelatihan Tenaga Pendidik Sekolah Rakyat
Proses rekrutmen guru dan tenaga kependidikan dilakukan oleh Satgas Rekrutmen Guru yang diketuai oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen). Kementerian PAN-RB dan BKN juga turut dilibatkan dalam proses ini.
Para kepala sekolah telah mengikuti pelatihan di Pusdiklat Kemensos, bekerja sama dengan Arhanud 1 Faletehan. Mereka telah menerima pembekalan dan siap menjalankan tugas.
Guru-guru yang telah ditetapkan oleh BKN menunggu pembekalan terakhir. Presiden RI Prabowo Subianto direncanakan akan memberikan pembekalan langsung kepada para tenaga pendidik.
Kurikulum dan Seleksi Siswa Sekolah Rakyat
Kurikulum Sekolah Rakyat dirancang khusus oleh Kemensos bersama Kemendikdasmen sesuai arahan Presiden. Kurikulum ini menggabungkan pendidikan formal dengan penguatan karakter melalui program asrama.
Sekolah Rakyat tidak menerapkan tes akademik. Seleksi siswa dilakukan melalui *talent mapping* untuk menilai kesiapan fisik, mental, dan akademik.
Proses seleksi siswa melibatkan verifikasi data dan survei lapangan oleh pendamping Kemensos, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, dan BPS di masing-masing wilayah. Hanya siswa yang datanya sesuai dengan kenyataan yang akan diterima.
Tahap kedua program Sekolah Rakyat mencakup 202 lokasi tambahan. Saat ini, lokasi-lokasi tersebut masih dalam proses survei kelayakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
Jika disetujui, Sekolah Rakyat tahap kedua diproyeksikan dapat menampung lebih dari 10.000 siswa. Kebutuhan guru dan tenaga kependidikan diperkirakan mencapai 2.180 dan 4.069 orang.
Kemensos berupaya agar tahap kedua dapat dilaksanakan pada tahun 2025. Namun, penetapan kelayakan lokasi masih dalam proses oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
Program Sekolah Rakyat merupakan inisiatif pemerintah yang patut diapresiasi dalam upaya meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak kurang mampu. Kesiapan yang matang, baik dari segi infrastruktur, tenaga pendidik, maupun kurikulum, menjadi kunci keberhasilan program ini. Semoga program ini berjalan lancar dan mencapai tujuannya untuk mencerdaskan anak bangsa.