Berita

Tragedi Gaza: Direktur RS Indonesia Tewas Serangan Israel

Tragedi di Gaza: Meninggalnya Dr. Marwan Al Sultan, Direktur RS Indonesia, dan Keluarga

Dunia kembali berduka. Serangan udara Israel di Gaza utara pada Rabu, 2 Juli 2025, telah merenggut nyawa Dr. Marwan Al Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza. Kehilangan ini tidak hanya dirasakan oleh dunia medis, namun juga oleh seluruh komunitas kemanusiaan internasional. Tragedi ini semakin menyayat karena istri dan anak-anak Dr. Marwan turut menjadi korban dalam serangan tersebut.

Pemimpin yang Teguh di Tengah Konflik

Dr. Marwan Al Sultan, seorang konsultan kardiologi intervensional, merupakan sosok kunci di balik operasional RSI sejak konflik di Gaza memanas pada tahun 2023. Ia memimpin fasilitas medis vital ini di tengah situasi yang sangat menantang, dengan keterbatasan sumber daya dan ancaman konstan dari serangan udara.

Dedikasi Dr. Marwan tak pernah padam. Bahkan setelah blokade memaksa evakuasi RSI pada Desember 2024, ia memilih untuk tetap berada di Gaza utara. Ia kembali aktif melakukan operasi medis selama periode gencatan senjata pada Januari 2025, menunjukkan komitmennya yang luar biasa terhadap penduduk Palestina.

RSI: Suar Kemanusiaan di Tengah Perang

Di bawah kepemimpinan Dr. Marwan, RSI menjadi pusat layanan kesehatan yang sangat penting bagi warga Palestina. Rumah sakit ini membantah klaim keliru Israel yang menuduhnya sebagai target militer. Dr. Marwan dikenal sebagai sosok yang kolaboratif, menjalin kerjasama erat dengan berbagai tim kemanusiaan internasional.

Tim EMT MER-C Indonesia yang bekerja sama dengan Dr. Marwan dari Januari hingga Maret 2025, mengingat beliau sebagai seorang pemimpin yang jujur, spontan, dan tegas. Kepergiannya merupakan kehilangan besar bagi mereka dan seluruh tim medis yang pernah bekerja bersamanya.

Kecaman Internasional dan Seruan Perdamaian

Organisasi sosial kemanusiaan MER-C Indonesia, yang menaungi RSI, mengecam keras pembunuhan Dr. Marwan dan keluarganya. Mereka menyatakan penolakan terhadap tindakan brutal yang melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan dasar.

“Ini adalah hari berkabung bagi seluruh umat manusia. Kami menolak untuk tetap diam,” tegas MER-C dalam keterangan tertulisnya. Pernyataan tersebut menggarisbawahi keprihatinan global atas insiden ini dan menyerukan pertanggungjawaban atas tindakan yang dianggap sebagai kejahatan perang. Kejadian ini sekali lagi menyoroti pentingnya perlindungan warga sipil dan fasilitas medis di zona konflik.

Tanggapan Dunia Internasional

Berbagai organisasi internasional dan negara-negara di dunia telah menyampaikan belasungkawa dan kecaman atas kematian Dr. Marwan dan keluarganya. Banyak yang menyerukan penyelidikan independen dan pertanggungjawaban atas serangan tersebut. Insiden ini juga menguatkan seruan untuk diakhirinya konflik di Gaza dan perlindungan warga sipil.

Kematian Dr. Marwan dan keluarganya merupakan tragedi yang tak tergantikan. Kepergiannya meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga, rekan kerja, dan seluruh masyarakat yang pernah merasakan kebaikan dan dedikasinya. Namun, warisan kemanusiaannya akan terus dikenang dan menginspirasi upaya-upaya perdamaian dan bantuan kemanusiaan di masa mendatang. Semoga kejadian ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen global terhadap perlindungan warga sipil dan penegakan hukum internasional di tengah konflik bersenjata.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button