Rahasia Hutan Muda: Penyerap Karbon Supercepat, Kenapa Terabaikan?
Dunia menghadapi ancaman serius dari pemanasan global. Untuk mencegah dampak terburuknya, diperlukan solusi ambisius dalam mengurangi emisi karbon dan, yang tak kalah penting, menyerap karbon yang telah ada di atmosfer. Salah satu solusi yang selama ini sering terabaikan adalah potensi besar hutan sekunder muda.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal *Nature Climate Change* menyoroti peran vital hutan sekunder muda dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Temuan ini membuka jalan bagi strategi baru dalam pengelolaan hutan dan kebijakan iklim global.
Potensi Tersembunyi Hutan Sekunder Muda
Hutan sekunder muda, yang tumbuh di lahan bekas penebangan hutan tua, memiliki kapasitas luar biasa dalam menyerap karbon. Studi ini menunjukkan bahwa hutan berusia 20 hingga 40 tahun mampu menyimpan hingga delapan kali lebih banyak karbon per hektar dibandingkan hutan yang baru mulai beregenerasi. Potensi ini selama ini sering kali terlewatkan dalam perencanaan kebijakan iklim global.
Para peneliti menggunakan lebih dari 100.000 data lapangan dan model hutan canggih untuk memetakan potensi serapan karbon dari hutan berusia 5 hingga 100 tahun di seluruh dunia. Data tersebut menunjukkan perbedaan signifikan dalam kapasitas penyerapan karbon berdasarkan lokasi dan usia hutan.
Kebijakan Iklim yang Perlu Direvisi
Sayangnya, banyak kebijakan iklim dan metodologi pasar karbon saat ini belum memasukkan potensi besar hutan sekunder muda dalam perhitungannya. Hal ini menyebabkan peluang besar untuk mengurangi emisi karbon secara efektif menjadi terabaikan.
Prof. Adriane Esquivel-Muelbert dari Universitas Birmingham menekankan pentingnya penelitian ini dalam upaya melawan perubahan iklim. Ia mendesak para pembuat kebijakan untuk memprioritaskan perlindungan dan regenerasi hutan sekunder muda. Dr. Tom Pugh, rekan penulis studi ini, menambahkan bahwa metodologi pasar karbon perlu direvisi untuk memasukkan potensi hutan sekunder muda yang signifikan ini.
Langkah Konkret Menuju Masa Depan Berkelanjutan
Studi tersebut menunjukkan bahwa hutan tropis lembap mencapai kapasitas serapan karbon puncaknya lebih cepat daripada hutan di wilayah boreal dan Mediterania. Perbedaan ini penting untuk dipertimbangkan dalam strategi pengelolaan hutan yang efektif.
Jika dunia berkomitmen untuk meregenerasi sekitar 800 juta hektar lahan hutan yang dapat dipulihkan pada tahun 2025, potensi penyerapan karbon hingga 20,3 miliar ton pada tahun 2050 dapat terwujud. Namun, keterlambatan dalam mengambil tindakan akan berarti kehilangan kesempatan besar untuk mengurangi dampak pemanasan global.
- Perlindungan dan regenerasi hutan sekunder muda harus menjadi prioritas utama dalam kebijakan iklim global.
- Metodologi pasar karbon perlu direvisi untuk memperhitungkan potensi penyerapan karbon yang signifikan dari hutan sekunder muda.
- Investasi dalam penelitian dan pemantauan hutan sekunder muda sangat penting untuk memastikan pengelolaan yang efektif.
Studi ini memberikan pesan penting menjelang COP30 di Brasil. Melindungi hutan sekunder muda saat ini jauh lebih murah dan efektif daripada menunggu hingga dampak perubahan iklim semakin parah. Dengan memanfaatkan potensi besar hutan sekunder muda, kita dapat mengambil langkah konkret menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Pengelolaan hutan yang bijak dan kebijakan iklim yang komprehensif menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.




