Tragedi tenggelamnya KMP Tuni Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu, 2 Juli 2025, menyisakan duka mendalam. Kejadian ini telah menelan korban jiwa dan menimbulkan keprihatinan luas, terutama terkait puluhan penumpang yang masih hilang hingga saat ini. Upaya pencarian dan penyelamatan terus dilakukan oleh tim SAR gabungan, namun tantangan yang dihadapi cukup besar mengingat luasnya area pencarian di Selat Bali.
Peristiwa ini menjadi sorotan utama berbagai pihak, termasuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Berbagai tuntutan dan desakan pun muncul agar tragedi ini diusut tuntas dan langkah-langkah pencegahan diambil untuk menghindari insiden serupa di masa mendatang.
Tanggapan DPR dan Tuntutan Investigasi Mendalam
Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKB, Sudjatmiko, mendesak Badan SAR Nasional (Basarnas) untuk mengoptimalkan pencarian korban hilang. Hingga Kamis pagi, 3 Juli 2025, tercatat 4 orang meninggal dunia, 26 selamat, dan sisanya masih dalam proses pencarian.
Sudjatmiko menekankan pentingnya investigasi menyeluruh untuk mengungkap kronologi kejadian. Hal ini meliputi penyelidikan penyebab kebocoran di ruang mesin dan analisis kondisi cuaca saat kapal berlayar.
Ia juga meminta evaluasi menyeluruh terhadap prosedur keselamatan pelayaran. Informasi yang detail dan lengkap sangat krusial untuk mencegah tragedi serupa.
Selain itu, Sudjatmiko mendesak agar hak-hak korban terpenuhi. Ini termasuk pemberian asuransi bagi korban meninggal maupun yang luka-luka. Kerjasama seluruh pihak sangat penting untuk memastikan kelancaran proses pencarian dan evakuasi.
Sudjatmiko menghimbau masyarakat yang kehilangan anggota keluarga untuk melapor ke posko terkait. Informasi lengkap dan detail akan diberikan di posko tersebut.
Menhub Minta KNKT Investigasi, Pencarian Korban Dilanjutkan
Menteri Perhubungan RI, Dudy Purwagandhi, menyerahkan sepenuhnya investigasi penyebab tenggelamnya KMP Tuni Pratama Jaya kepada Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Fokus utama saat ini adalah pencarian 31 korban yang masih hilang. Tim SAR gabungan terus bekerja keras melakukan pencarian di Selat Bali.
Menhub Dudy menyampaikan duka cita dan berkomitmen untuk melakukan investigasi yang menyeluruh.
Upaya pencegahan insiden serupa juga akan menjadi fokus utama ke depan. Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI/Polri, dan ASDP, serta pihak terkait lainnya, masih terus melakukan pencarian.
Deputi Operasi dan Siaga Basarnas, Ribut Eko Suyatno, melaporkan data terbaru pada Kamis malam. Sebanyak 29 korban selamat, 6 meninggal dunia, dan 30 orang lainnya masih dalam pencarian.
Identifikasi Korban dan Data Terkini
Basarnas telah merilis identitas 29 penumpang yang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat.
Sebanyak 6 penumpang lainnya ditemukan meninggal dunia dan telah diidentifikasi. Jenazah keenam korban telah tiba di Pelabuhan ASDP Ketapang, Banyuwangi.
Dari 29 korban selamat, 21 penumpang yang berdomisili di Banyuwangi telah diserahkan kepada keluarga di Pelabuhan Ketapang.
KMP Tuni Pratama Jaya mengangkut 53 penumpang, 12 kru, dan 22 unit kendaraan saat kejadian nahas tersebut.
Data terbaru dari Basarnas menunjukkan bahwa upaya pencarian korban terus berlanjut. Semoga seluruh korban yang masih hilang segera ditemukan.
Tragedi KMP Tuni Pratama Jaya menjadi pengingat pentingnya keselamatan pelayaran. Investigasi yang menyeluruh dan implementasi langkah-langkah pencegahan yang efektif diharapkan dapat mencegah tragedi serupa di masa mendatang. Empati dan dukungan kepada keluarga korban juga sangat dibutuhkan dalam masa sulit ini.

