Gubernur Bali: Warisan Bung Karno, Lebih dari Sekedar Partai
Gubernur Bali, Wayan Koster, menekankan bahwa Ir. Soekarno, Presiden pertama Indonesia, adalah milik seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya PDI Perjuangan. Ajaran-ajaran Bung Karno tentang kebangsaan harus terus digaungkan dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Pernyataan ini disampaikan Koster saat menutup acara Gelaran Bulan Bung Karno di Denpasar, Minggu (29/6/2025). Ia menegaskan pentingnya memahami warisan Bung Karno dalam konteks nasional, bukan sebatas kepentingan partai politik tertentu.
Bung Karno: Warisan Nasional, Bukan Milik Satu Partai
PDIP, khususnya di Bali, memang rutin memperingati Bulan Bung Karno. Namun, Pemprov Bali juga secara aktif menyelenggarakan kegiatan serupa.
Sejak 2019, Gubernur Koster menerbitkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 19 Tahun 2019 tentang Bulan Bung Karno. Aturan ini mendukung berbagai kegiatan yang bertujuan menumbuhkan semangat kebangsaan.
Peringatan Bulan Bung Karno yang diinisiasi pemerintah menegaskan bahwa semangat Trisakti Bung Karno bukan hanya milik satu partai, tapi milik seluruh bangsa Indonesia.
Koster menjelaskan bahwa peringatan ini dilakukan melalui jalur pemerintah dan partai. Hal ini didasari atas ajaran Bung Karno tentang pentingnya pendidikan dan pengetahuan bagi generasi penerus.
Ia menambahkan bahwa Trisakti Bung Karno tetap relevan dan dibutuhkan Indonesia. Oleh karena itu, peringatannya harus melibatkan seluruh elemen masyarakat, bukan hanya kelompok tertentu.
Peran Soekarno dalam Perjuangan Kemerdekaan dan Sejarah Nasional
Gubernur Koster mengingatkan perjuangan Bung Karno melawan penjajah sebelum kemerdekaan. Bung Karno berkali-kali masuk dan keluar penjara bersama tokoh-tokoh lainnya.
Nama Soekarno-Hatta selalu tercantum dalam naskah proklamasi yang dibacakan setiap 17 Agustus. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan keduanya dalam sejarah Indonesia.
Koster menekankan pentingnya mengingat jasa-jasa Bung Karno dan para pejuang kemerdekaan lainnya. Tanpa mereka, Indonesia tidak akan berdiri tegak seperti saat ini.
Spirit perjuangan dan kebangsaan Bung Karno harus terus dihidupkan, khususnya di Bali. Hal ini penting untuk menjaga semangat nasionalisme dan persatuan bangsa.
Apresiasi Internasional terhadap Jasa-Jasa Bung Karno
Sementara itu, Ketua DPP PDI Perjuangan, Ahmad Basarah, menegaskan bahwa jasa Bung Karno tidak hanya dihargai di Indonesia, tetapi juga di kancah internasional.
Nama Bung Karno diabadikan sebagai nama jalan dan tempat penting di berbagai negara, seperti Maroko, Tunisia, dan Turki.
Penghormatan ini menunjukkan kontribusi besar Bung Karno dalam perjuangan kemerdekaan negara-negara Asia dan Afrika. Perannya dalam Konferensi Asia Afrika 1955 juga sangat berpengaruh.
Ketua Dewan Pakar MPKSDI PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Muhammad Amin Abdullah, menambahkan bahwa Bung Karno dihormati dunia karena empat peran utamanya.
Keempat peran tersebut adalah sebagai proklamator, penggali Pancasila, presiden pertama, dan pembaharu pemikiran keislaman. Hal ini menunjukkan kiprahnya yang luas dan berdampak besar.
Bung Karno juga dikenal sebagai penggali Pancasila dan pemikir besar dari Dunia Timur. Pidato-pidatonya yang berwawasan global mengilhami banyak negara di dunia.
Sebagai presiden pertama, Bung Karno memimpin Indonesia dengan jumlah penduduk 90 juta jiwa saat kemerdekaan. Kepemimpinannya menjadi teladan dan inspirasi hingga kini.
Kesimpulannya, peringatan Bulan Bung Karno harus menjadi momentum untuk mengingat dan mengapresiasi jasa-jasa Bung Karno bagi bangsa Indonesia dan dunia. Wartaisan kepemimpinan dan pemikirannya harus terus dipelajari dan diterapkan agar Indonesia dapat terus maju dan berkembang.



