Berita

Serangan Israel ke Iran: Rahasia Netanyahu Terungkap?

Ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat tajam menyusul serangan rudal Israel terhadap Iran pada Senin, 23 Juni 2025. Serangan yang menargetkan sejumlah fasilitas strategis di Iran ini langsung memicu serangan balasan, meningkatkan risiko eskalasi konflik berskala besar.

Berbagai pihak menilai serangan ini sebagai langkah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengalihkan perhatian publik dari masalah domestik yang sedang membelitnya. Serangan tersebut menjadi sorotan dunia dan memicu beragam analisis dan spekulasi.

Serangan Israel: Strategi Politik Domestik Netanyahu?

Serangan Israel ke Iran, menurut pengamat Timur Tengah Faisal Assegaf, merupakan bagian dari strategi Netanyahu untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan operasi militer di Gaza.

Kegagalan tersebut meliputi kegagalan membebaskan sandera, melenyapkan Hamas, atau mendemiliterisasi Gaza. Hal ini menimbulkan tekanan politik domestik yang signifikan bagi Netanyahu.

Unjuk rasa besar-besaran di Tel Aviv yang menuntut gencatan senjata dan pengunduran diri Netanyahu semakin memperberat situasinya. Kasus korupsi yang menjeratnya pun menambah tekanan tersebut.

Netanyahu membutuhkan perang untuk mengalihkan perhatian publik dan mengulur waktu proses hukum yang menjeratnya. Konflik baru ini diharapkan dapat membangkitkan sentimen nasionalisme dan dukungan publik.

Operasi Militer dan Respon Iran

Serangan Israel, yang didasarkan pada data intelijen Mossad, menewaskan enam komandan senior Iran dalam waktu hanya 30 menit.

Mossad telah lama beroperasi di Iran, melakukan sabotase fasilitas nuklir di Natanz, Arak, dan Isfahan sejak 2010. Keberhasilan operasi ini menunjukkan kemampuan intelijen Israel yang mumpuni.

Iran, sebagai negara dengan mekanisme kaderisasi yang kuat, merespon serangan tersebut dengan serangan balasan yang menghantam Tel Aviv dan Haifa, dua kota strategis Israel.

Serangan balasan Iran membuktikan bahwa mereka bukan sekadar milisi, tetapi negara dengan kekuatan militer yang terorganisir. Tidak ada kekosongan kekuasaan meskipun sejumlah petinggi mereka tewas.

Peran Amerika Serikat dan Dampak Global

Dua hari setelah serangan Iran, Netanyahu meminta bantuan Amerika Serikat. AS pun memberikan dukungan, meskipun tanpa persetujuan Kongres.

Dukungan AS kepada Israel, tanpa dukungan Kongres dan mayoritas rakyat Amerika, dianggap sebagai sebuah anomali. Hal ini menunjukkan kuatnya hubungan bilateral antara kedua negara.

Serangan AS ke Iran digambarkan sebagai serangan simbolis. Bom yang dijatuhkan tidak mampu menembus kedalaman reaktor Fordo, yang terletak 840 meter di bawah tanah. Hal ini berbeda dengan serangan sebelumnya yang berhasil menghancurkan bunker Hizbullah.

Konflik ini telah meningkatkan ketegangan regional dan berdampak pada citra internasional Israel, yang telah terpuruk akibat agresi militer di Gaza. Dunia internasional mengkhawatirkan eskalasi konflik yang lebih besar.

Analisis berbagai pakar menunjukkan bahwa langkah Netanyahu berisiko memperburuk situasi dan berpotensi memicu konflik yang lebih luas di Timur Tengah. Dampak jangka panjang konflik ini masih perlu dikaji lebih mendalam.

Ke depannya, penting bagi semua pihak untuk menahan diri dan mencari solusi damai untuk mencegah eskalasi konflik yang lebih berbahaya. Diplomasi dan negosiasi menjadi kunci utama dalam menyelesaikan krisis ini.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button