Site icon Tempo Siang

Selat Hormuz Ditutup: Krisis Energi Global Mendekat?

Selat Hormuz Ditutup: Krisis Energi Global Mendekat?

Sumber: Poskota.co.id

Iran menutup total Selat Hormuz, jalur pelayaran vital yang menghubungkan Teluk Persia dengan Samudra Hindia. Keputusan ini, diumumkan parlemen Iran, merupakan respons atas serangan udara Amerika Serikat ke fasilitas nuklir Iran. Tindakan ini meningkatkan ketegangan global dan menimbulkan kekhawatiran serius terhadap stabilitas pasokan energi dunia.

Sekitar 20 persen minyak mentah dunia melewati Selat Hormuz setiap harinya. Penutupan ini berdampak signifikan pada pasar energi global dan negara-negara yang bergantung pada jalur tersebut untuk ekspor minyak mentah.

Dampak Penutupan Selat Hormuz terhadap Pasar Energi Global

Penutupan Selat Hormuz langsung menyebabkan kekacauan di perairan Teluk. Banyak perusahaan pelayaran mengalihkan rute atau menghentikan pengiriman sementara, menghadapi risiko keamanan yang meningkat.

Harga minyak mentah Brent melonjak lebih dari 12 persen dalam 24 jam setelah pengumuman. Ini merupakan titik tertinggi dalam tiga tahun terakhir, memicu efek domino pada sektor energi global.

Negara-negara pengimpor minyak besar seperti China, India, dan Jepang terkena dampak langsung. Kenaikan harga minyak akan berimbas pada inflasi energi dan harga barang-barang lain.

Analis memperkirakan defisit pasokan minyak mencapai 10 juta barel per hari jika penutupan berlangsung lebih dari dua minggu. Ini akan memicu inflasi energi global yang meluas, mempengaruhi harga bahan bakar, transportasi, dan produksi industri.

Reaksi Internasional terhadap Penutupan Selat Hormuz

Amerika Serikat menyebut tindakan Iran sebagai “provokatif” dan mengancam stabilitas global. Armada Kelima Angkatan Laut AS meningkatkan kesiagaan dan memperkuat patroli di jalur pelayaran internasional.

Inggris, Prancis, dan Australia mengecam tindakan Iran dan meminta jalur pelayaran dibuka kembali. Mereka mendesak penyelesaian konflik melalui jalur diplomasi.

Rusia dan China, di sisi lain, menunjukkan dukungan diplomatik kepada Iran. Kedua negara menyerukan penyelesaian konflik secara damai dan memperingatkan terhadap intervensi militer lebih lanjut.

Potensi Krisis Energi dan Upaya Penanganan

Penutupan Selat Hormuz berpotensi memicu krisis energi global jika berlanjut. Negara-negara pengimpor minyak harus mencari alternatif pasokan, yang umumnya lebih mahal dan jauh secara geografis.

India telah memulai pembicaraan dengan Venezuela dan Nigeria untuk mencari jalur pasokan alternatif. Jepang mulai menggunakan cadangan minyak strategisnya untuk mengantisipasi kelangkaan.

Negara-negara Eropa menghadapi tantangan berat. Mereka sebelumnya telah berupaya mengurangi ketergantungan pada energi Rusia akibat konflik di Ukraina. Penutupan Selat Hormuz memperburuk situasi energi mereka.

Penutupan Selat Hormuz oleh Iran merupakan peristiwa geopolitik yang berdampak luas dan kompleks. Dampaknya terhadap pasar energi global dan stabilitas regional masih perlu dipantau secara ketat. Upaya diplomasi dan pencarian solusi damai menjadi kunci untuk mencegah eskalasi krisis dan memastikan pasokan energi tetap stabil.

Exit mobile version