Pemerintah Indonesia akan merehabilitasi dan merevitalisasi lebih dari 10.000 sekolah mulai bulan Juli 2025. Program ambisius ini merupakan bagian dari program Quick Win Presiden Prabowo Subianto, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menyampaikan hal ini saat ditemui di Kampus IPDN Jatinangor, Jawa Barat.
Revitalisasi Sekolah: Sentuhan Baru untuk 10.440 Bangunan Pendidikan
Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengumumkan rencana revitalisasi dan rehabilitasi terhadap 10.440 sekolah. Jumlah ini berpotensi bertambah seiring dengan efisiensi anggaran. Program ini merupakan bagian penting dari upaya pemerintah meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan di seluruh Indonesia.
Program ini akan dijalankan mulai bulan Juli mendatang. Pemerintah berharap revitalisasi ini akan memberikan dampak signifikan pada kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah yang menjadi sasaran.
Digitalisasi Pendidikan: Menuju Smart Classroom
Selain revitalisasi fisik, pemerintah juga tengah fokus pada digitalisasi pendidikan. Program ini mencakup penyediaan *smart classroom*, pelatihan guru, dan penyediaan materi pembelajaran digital.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menyediakan 300.000 unit *smart TV* dalam kurun waktu 3-4 tahun ke depan. Hal ini bertujuan untuk mendukung proses pembelajaran yang lebih modern dan efektif di sekolah-sekolah.
Dukungan untuk Guru dan Materi Pembelajaran
Pelatihan guru merupakan bagian integral dari program digitalisasi pendidikan. Pemerintah berkomitmen untuk membekali para pendidik dengan kemampuan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran.
Penyediaan materi pembelajaran digital yang berkualitas juga menjadi prioritas. Hal ini bertujuan untuk memastikan akses yang merata terhadap informasi dan sumber belajar yang relevan bagi seluruh siswa.
Retreat Kepala Daerah: Sinergi untuk Pendidikan
Mendikdasmen Abdul Mu’ti juga menyampaikan rencana revitalisasi sekolah ini dalam *retreat* kepala daerah gelombang kedua di IPDN Jatinangor. Sebanyak 86 kepala daerah dari 93 kepala daerah yang terdaftar hadir dalam *retreat* yang berlangsung selama lima hari, mulai tanggal 22 hingga 26 Juni 2025.
Tujuh kepala daerah tidak dapat hadir karena berbagai alasan, enam di antaranya karena masalah kesehatan dan satu karena duka cita atas meninggalnya ibunya. Kehadiran kepala daerah dalam *retreat* ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi dan dukungan terhadap program revitalisasi sekolah.
Partisipasi Aktif Kepala Daerah
Kehadiran kepala daerah dalam *retreat* ini sangat penting. Partisipasi mereka akan membantu memastikan implementasi program revitalisasi sekolah berjalan lancar di daerah masing-masing.
Program revitalisasi dan digitalisasi sekolah ini merupakan langkah besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah, diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi generasi muda Indonesia. Komitmen jangka panjang untuk memastikan kelancaran dan keberhasilan program ini sangatlah krusial untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional. Semoga dengan adanya program ini, kualitas pendidikan di Indonesia dapat semakin meningkat dan mampu bersaing di kancah internasional.