Site icon Tempo Siang

Kasus Malut United: Yeyen dan Imran Dinonaktifkan APSSI

Kasus Malut United: Yeyen dan Imran Dinonaktifkan APSSI

Sumber: CNNIndonesia.com

Yeyen Tumena, Ketua Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI), resmi dinonaktifkan dari jabatannya. Keputusan ini diambil Komite Eksekutif (Exco) APSSI menyusul kasus yang melibatkannya dengan klub Malut United.

Penonaktifan tersebut diputuskan dalam rapat virtual Exco APSSI pada Selasa (24/6) dan langsung disampaikan kepada Sekretariat Jenderal PSSI, Yunus Nusi. Anggota Exco APSSI yang terlibat dalam pengambilan keputusan ini antara lain Rahmad Darmawan, Mundari Karya, Bambang Nurdiansyah, Emral Abus, Fakhri Husaini, dan Indra Sjafri.

Dalam surat resmi APSSI, disebutkan alasan penonaktifan Yeyen Tumena adalah untuk memfokuskan yang bersangkutan pada penyelesaian masalah yang dihadapinya. “Komite Eksekutif APSSI sepakat untuk menonaktifkan sementara saudara Yeyen Tumena sebagai ketua APSSI agar yang bersangkutan dapat fokus menyelesaikan persoalan,” demikian pernyataan resmi APSSI.

Tidak hanya Yeyen Tumena, Imran Nahumarury, pelatih Malut United yang juga terlibat kasus serupa, juga dinonaktifkan dari jabatannya di APSSI sebagai anggota Badan Teknik. Penonaktifan ini bertujuan untuk menjaga integritas dan kredibilitas organisasi.

Sebagai pengganti sementara, Exco APSSI menunjuk Zuchli Imran Putra sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua APSSI. Zuchli sebelumnya menjabat sebagai pengurus APSSI di Divisi Legal. Tugas utama Zuchli adalah memimpin APSSI selama masa transisi dan menyelenggarakan kongres untuk memilih ketua baru.

Zuchli Imran Putra membenarkan penunjukannya sebagai Plt. “Ya, saya ditunjuk oleh Exco APSSI menjadi pelaksana tugas. Saya menerimanya. Penunjukan tersebut terjadi dalam rapat virtual pada Selasa (24/6),” ujarnya kepada CNN Indonesia. Ia menambahkan bahwa salah satu prioritasnya adalah mempersiapkan dan melaksanakan kongres APSSI untuk memilih ketua definitif.

Konteks penonaktifan ini terkait dengan pemecatan Yeyen Tumena dan Imran Nahumarury dari Malut United. Keduanya dianggap melakukan pelanggaran berat yang merugikan integritas klub. CNN Indonesia telah berupaya menghubungi keduanya untuk meminta klarifikasi, namun hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan.

Kasus ini menimbulkan pertanyaan terkait tata kelola sepak bola di Indonesia, khususnya mengenai pentingnya integritas dan profesionalisme di kalangan pelatih dan pengurus organisasi sepak bola. Penonaktifan ini diharapkan dapat menjadi momentum perbaikan dan penegakan aturan di dalam APSSI.

Selain penonaktifan, peristiwa ini juga menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan organisasi olahraga. Proses pemilihan ketua APSSI yang baru diharapkan berjalan demokratis dan menghasilkan pemimpin yang mampu membawa organisasi ke arah yang lebih baik.

Ke depan, APSSI perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem dan prosedur internal untuk mencegah kejadian serupa terulang. Penting juga bagi APSSI untuk meningkatkan edukasi dan pelatihan bagi para anggotanya terkait etika dan aturan yang berlaku.

Kesimpulannya, penonaktifan Yeyen Tumena dan Imran Nahumarury menjadi sorotan penting dalam dunia sepak bola Indonesia, menandai upaya penegakan integritas dan transparansi dalam organisasi sepak bola. Langkah selanjutnya, yaitu pemilihan ketua APSSI yang baru, sangat menentukan masa depan organisasi tersebut.

Exit mobile version