Ancaman penutupan Selat Hormuz oleh Iran merupakan skenario menakutkan dengan potensi bencana ekonomi global. Bukan hanya eskalasi militer, tetapi dampak ekonomi yang meluas menjadi perhatian utama.
Dampak Global Penutupan Selat Hormuz: Krisis Energi dan Resesi
Selat Hormuz, jalur vital bagi 21% pasokan minyak dunia, jika diblokade akan menyebabkan krisis ekonomi global dalam hitungan hari. Negara-negara industri akan mengalami resesi dan kelangkaan energi yang parah. Dampaknya akan terasa hingga ke Indonesia, terutama dalam bentuk lonjakan harga BBM.
Negara-negara Asia Paling Terdampak: Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan India
Beberapa negara Asia akan merasakan dampak paling besar. Mereka adalah importir minyak terbesar dari Teluk Persia, dan sangat bergantung pada jalur Selat Hormuz. Reuters menekankan kerentanan negara-negara Asia, terutama Tiongkok, India, Jepang, dan Korea Selatan.
Tiongkok, sebagai importir minyak terbesar dunia, akan menghadapi ancaman serius. Hampir setengah impor minyaknya melewati Selat Hormuz; penutupan akan melumpuhkan industri dan memicu krisis pengangguran massal.
Jepang dan Korea Selatan, negara maju dengan ketergantungan tinggi pada impor minyak, juga sangat rentan. Jepang mengimpor sekitar 90% minyaknya, sementara Korea Selatan sekitar 70-80%, dari Timur Tengah. Penutupan akan menghentikan produksi barang-barang ekspor andalan mereka.
India, dengan pertumbuhan ekonomi pesat dan populasi besar, memiliki kebutuhan energi yang tinggi. Sekitar 60% impor minyaknya melewati Selat Hormuz. Gangguan pasokan akan berdampak besar pada perekonomian dan kesejahteraan rakyatnya.
Indonesia dan Dampak Tidak Langsung Penutupan Selat Hormuz
Walaupun berada jauh dari Selat Hormuz, Indonesia akan merasakan dampak tidak langsung. Lonjakan harga BBM yang tak terkendali adalah salah satu konsekuensi yang tak bisa dihindari. Pemerintah perlu mempersiapkan langkah antisipatif untuk mengurangi dampak negatif tersebut.
Skenario penutupan Selat Hormuz menyoroti ketergantungan global pada jalur pelayaran sempit ini dan betapa rapuhnya ekonomi dunia. Peristiwa ini menekankan perlunya diversifikasi sumber energi dan peningkatan ketahanan ekonomi nasional di berbagai negara.