Putin & Iran: Pertemuan Rahasia Pasca Serangan Nuklir AS – Perang Dunia?

Serangan gabungan Israel dan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni 2025 telah meningkatkan tensi geopolitik di Timur Tengah. Serangan tersebut memicu reaksi cepat dari Iran, yang langsung mengirim Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi ke Moskow untuk berkonsultasi dengan Presiden Vladimir Putin.
Iran Meminta Dukungan Rusia di Tengah Serangan Israel-AS
Araghchi tiba di Moskow pada Minggu malam dan dijadwalkan bertemu dengan Putin dan pejabat senior Rusia pada Senin. Pertemuan ini bertujuan membahas dampak serangan dan mencari dukungan Rusia di tengah krisis.
Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa pasukannya telah menyerang tiga situs nuklir Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan. Serangan ini diklaim melibatkan enam bom penghancur bunker dan 30 rudal jelajah Tomahawk.
Klaim AS menyebut serangan ini sebagai balasan atas aksi Iran sebelumnya. Serangan ini merupakan eskalasi terbaru dari konflik yang telah berlangsung sejak 13 Juni 2025.
Korban Jiwa Mencapai Ratusan, Ketegangan Meningkat
Konflik ini telah menimbulkan korban jiwa yang signifikan. Pihak berwenang Israel melaporkan sedikitnya 25 warga negara mereka tewas. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Iran mencatat angka korban tewas lebih dari 430 orang.
Ratusan lainnya mengalami luka-luka di kedua belah pihak. Angka korban jiwa yang besar menunjukkan intensitas tinggi dari konflik yang terjadi.
Kremlin menyatakan Putin tidak memiliki rencana langsung untuk berbicara dengan Trump. Namun, panggilan telepon dapat diatur jika diperlukan, menunjukkan fleksibilitas dalam diplomasi Rusia.
Rusia dan China Mengecam Serangan, Aliansi Strategis Iran-Rusia Menguat
Sebelumnya, Putin dan Presiden China Xi Jinping telah mengecam keras serangan Israel terhadap Iran. Pernyataan tersebut, meskipun tidak secara langsung menyebut AS, dianggap sebagai teguran halus terhadap tindakan Trump.
Rusia dan Iran semakin memperkuat aliansi strategis mereka. Penandatanganan “perjanjian kemitraan komprehensif” pada Januari lalu semakin mempererat hubungan bilateral kedua negara.
Meskipun perjanjian tersebut tidak mewajibkan bantuan militer, kolaborasi ini menunjukkan meningkatnya dukungan Rusia terhadap Iran. Hal ini mencerminkan pergeseran dinamika kekuatan global di tengah krisis Timur Tengah.
Ketegangan di Timur Tengah terus meningkat pasca serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Pertemuan Araghchi dengan Putin menjadi penanda penting dalam upaya Iran mencari dukungan internasional dan memperkuat posisinya dalam krisis ini. Reaksi internasional terhadap insiden ini akan sangat menentukan perkembangan situasi selanjutnya.