Buronan FBI Baoxia Liu: Rp245 Miliar, Perang Iran-Israel, Rahasia Terungkap?

Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat. Situasi ini semakin memanas dengan munculnya nama baru dalam daftar buronan paling dicari FBI: Baoxia Liu.
Wanita Tiongkok Diduga Selundupkan Teknologi Militer ke Iran
Baoxia Liu, warga negara Tiongkok berusia 44 tahun, kini menjadi buronan FBI. Ia diduga terlibat dalam jaringan internasional yang menyelundupkan teknologi militer canggih ke Iran.
Liu diduga berperan kunci dalam pengiriman ribuan komponen elektronik dari AS ke entitas Iran yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Komponen-komponen tersebut diyakini digunakan untuk meningkatkan kemampuan militer Iran, termasuk pengembangan drone, rudal balistik, dan sistem pertahanan lainnya.
FBI Menawarkan Hadiah Jutaan Dolar untuk Penangkapan Liu
Pemerintah AS serius memburu Liu. Program Rewards for Justice menawarkan hadiah USD 15 juta (lebih dari Rp 245 miliar) untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya.
Hadiah tersebut ditawarkan sejak masa pemerintahan Donald Trump. Besarnya hadiah ini menunjukkan tingkat keparahan pelanggaran yang dilakukan Liu.
FBI menyebut Liu menjalankan operasi penyelundupan ini bersama tiga orang lainnya: Li Yongxin, Yung Yiu Wa, dan Zhong Yanlai.
Modus Operasi yang Terorganisir dan Kompleks
Keempat tersangka mendirikan perusahaan cangkang di Tiongkok dan Hong Kong untuk mengaburkan jejak. Mereka memalsukan dokumen ekspor dan menyamarkan identitas penerima.
Eksportir di AS diyakinkan bahwa komponen elektronik tersebut ditujukan untuk penggunaan sipil di Tiongkok. Padahal, barang-barang tersebut berakhir di tangan perusahaan Iran yang terkena sanksi AS, seperti Shiraz Electronics Industries (SEI) dan Rayan Roshd Afzar.
Liu diketahui menggunakan beberapa nama samaran, termasuk Emily Liu dan Baojuan Liu. Ia lahir di Weifang, Provinsi Shandong, Tiongkok, pada 10 September 1981.
Kemampuannya berbahasa Mandarin, Kanton, dan Farsi mempermudah operasinya yang melibatkan beberapa negara.
Departemen Kehakiman AS (DOJ) mengungkapkan aktivitas ilegal ini berlangsung setidaknya sejak tahun 2017. Ribuan komponen teknologi tinggi, termasuk teknologi penggunaan ganda (dual-use technology), berhasil diselundupkan keluar AS.
Kasus ini menyoroti tantangan dalam mengendalikan ekspor teknologi sensitif dan mencegahnya jatuh ke tangan yang salah. Penangkapan Baoxia Liu dan jaringan internasionalnya sangat penting untuk mencegah peningkatan kekuatan militer Iran dan menjaga stabilitas regional.