Site icon Tempo Siang

Rahasia Hubungan Langgeng: Atur Ekspektasi & Jadi Realistis

Rahasia Hubungan Langgeng: Atur Ekspektasi & Jadi Realistis

Sumber: Kompas.com

Membangun hubungan yang sehat dan langgeng membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang ekspektasi, baik dari diri sendiri maupun pasangan. Seringkali, kita mendengar anjuran untuk menghindari ekspektasi demi mencegah kekecewaan. Namun, benarkah demikian? Seorang psikolog klinis dewasa dan peneliti relasi interpersonal memberikan pandangan yang berbeda.

Dr. Pingkan C.B Rumondor, M.Psi., yang berpengalaman selama 14 tahun dan memiliki praktik pribadi di SILC Counseling, menekankan pentingnya memiliki ekspektasi dalam suatu hubungan. Yang terpenting adalah ekspektasi tersebut realistis dan dikomunikasikan secara efektif.

Ekspektasi: Boleh, Asal Realistis dan Terkomunikasikan

Memiliki ekspektasi dalam suatu hubungan adalah hal yang wajar. Namun, penting untuk memastikan ekspektasi tersebut realistis dan sesuai dengan situasi dan kondisi hubungan tersebut. Kedua belah pihak perlu saling memahami ekspektasi masing-masing.

Hal ini mengharuskan komunikasi yang terbuka dan jujur. Dengan demikian, kedua pihak dapat menilai apakah ekspektasi tersebut masuk akal dan dapat dicapai bersama. Komunikasi yang efektif dapat mencegah kesalahpahaman di kemudian hari.

Mengidentifikasi dan Menganalisis Ekspektasi Pribadi

Sebelum berkomunikasi dengan pasangan, penting bagi setiap individu untuk terlebih dahulu mengidentifikasi ekspektasi pribadinya. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang Anda harapkan dari hubungan ini? Harapan tersebut haruslah spesifik dan terukur.

Selanjutnya, analisa apakah ekspektasi tersebut realistis. Pertimbangkan kemampuan dan keterbatasan diri dan pasangan. Jangan berpaku pada ekspektasi yang idealistis, namun berfokus pada harapan yang dapat dicapai dan berkelanjutan.

Menyejajarkan Ekspektasi dan Mencapai Kesepahaman Bersama

Setelah masing-masing pihak mengidentifikasi dan menganalisa ekspektasi mereka, tahap selanjutnya adalah menyejajarkan ekspektasi tersebut. Komunikasi terbuka dan jujur sangat penting dalam tahap ini. Diskusikan ekspektasi masing-masing secara rinci dan terbuka.

Cari titik temu dan kompromi. Jika ada perbedaan ekspektasi yang signifikan, cari cara untuk mencapai kesepahaman bersama. Saling memahami dan menghargai perbedaan perspektif merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai kesepahaman. Jangan ragu untuk bernegosiasi dan mencari solusi yang adil bagi kedua belah pihak.

Contohnya, seorang wanita mungkin berekspektasi bahwa pasangannya akan aktif membantu pekerjaan rumah tangga setelah menikah, karena melihat pasangannya rajin membantu orang tuanya. Namun, ternyata, sang pria melakukan hal tersebut karena merasa terpaksa. Hal ini akan menimbulkan konflik jika tidak dikomunikasikan dengan baik.

Keselarasan ekspektasi tidak hanya penting sebelum menikah, tetapi juga dalam setiap tahapan hubungan. Dengan begitu, masalah dapat dihindari atau diselesaikan dengan lebih mudah. Komunikasi yang terus menerus dan berkelanjutan adalah kunci untuk membangun hubungan yang sehat dan langgeng.

Membangun Hubungan yang Kuat Lewat Komunikasi dan Pemahaman

Dalam membangun suatu hubungan yang kuat dan berkelanjutan, komunikasi yang efektif dan saling pengertian merupakan fondasi yang sangat penting. Tanpa komunikasi yang baik, ekspektasi yang berbeda dapat menyebabkan kesalahpahaman, konflik, dan bahkan kegagalan dalam hubungan.

Oleh karena itu, berkomunikasi secara terbuka dan jujur tentang ekspektasi masing-masing adalah langkah krusial dalam membangun hubungan yang sehat dan langgeng. Dengan begitu, kedua pihak dapat saling memahami, menghargai, dan mencapai kesepahaman bersama untuk membangun masa depan yang lebih baik. Ingatlah bahwa setiap hubungan membutuhkan usaha, komitmen, dan saling pengertian untuk dapat berkembang dan bertahan. Memahami dan mengatur ekspektasi secara realistis merupakan salah satu kunci penting dalam mencapai hal tersebut.

Exit mobile version