Site icon Tempo Siang

Pelecehan Seksual Anak 8 Tahun: Panduan Psikiater untuk Orang Tua

Pelecehan Seksual Anak 8 Tahun: Panduan Psikiater untuk Orang Tua

Sumber: Kompas.com

Kasus pelecehan seksual yang dilakukan anak delapan tahun terhadap teman sebayanya mengejutkan banyak orang. Peristiwa ini menyoroti pentingnya memahami perilaku seksual menyimpang pada anak dan bagaimana menanganinya.

Psikiater dr. Jiemi Ardian, Sp.KJ menjelaskan bahwa gangguan perilaku seksual pada anak bukanlah kategori diagnostik tersendiri. Namun, perilaku yang tidak sesuai usia, bersifat agresif, atau menyimpang bisa mengindikasikan gangguan perilaku, trauma, atau pengaruh lingkungan buruk.

Penyebab Pelecehan Seksual oleh Anak

Tidak semua anak pelaku pelecehan seksual mengalami gangguan jiwa. Beberapa kasus dipicu trauma masa lalu atau lingkungan yang tidak kondusif.

Lingkungan yang permisif atau minim pengawasan juga dapat menjadi faktor penyebab. Pola asuh yang kurang tepat juga dapat berkontribusi pada perilaku menyimpang ini.

Trauma masa lalu dapat memicu perilaku menyimpang pada anak. Ini masuk dalam ranah gangguan jiwa yang memerlukan penanganan khusus.

Penanganan bagi Pelaku dan Korban

Baik korban maupun pelaku anak-anak memerlukan penanganan tepat. Pemeriksaan psikologis penting bagi keduanya.

Korban pelecehan seksual perlu pemeriksaan untuk menangani trauma yang mungkin dialami. Proses ini penting untuk pemulihan emosional mereka.

Pelaku anak-anak juga membutuhkan pemeriksaan psikologis. Pemeriksaan ini krusial, terutama jika kasusnya berlanjut ke ranah hukum.

Jika pelaku berusia di bawah 12 tahun dan belum bisa diproses secara pidana, rehabilitasi psikologis menjadi pendekatan utama. Pendekatan ini lebih efektif daripada hukuman.

Idealnya, pemeriksa dan terapis berbeda untuk menjaga objektivitas dan efektivitas terapi. Hal ini penting untuk memastikan penanganan yang menyeluruh.

Dampak pada Korban dan Keluarga

Balita korban kekerasan seksual bisa mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD). Gejala PTSD perlu diwaspadai dan ditangani segera.

Penghindaran adalah gejala PTSD yang umum. Contohnya, anak enggan pergi ke masjid karena trauma di sana.

Pengobatan medis dapat dipertimbangkan jika gejala sangat berat. Misalnya, gangguan tidur parah, kecemasan berlebihan, atau emosi tak terkendali.

Psikoterapi tetap menjadi penanganan utama. Untuk anak yang belum bisa terapi bicara, ada terapi bermain atau seni.

Orangtua korban dan pelaku juga bisa mengalami gangguan psikologis. Rasa bersalah, marah, sedih, dan kehilangan arah adalah respons emosional umum.

Psikolog dan psikiater berperan penting membantu orangtua. Tanpa penanganan, orangtua bisa mengalami gejala seperti gemetar, insomnia, dan kesulitan mendampingi anak.

Penanganan Menyeluruh untuk Pemulihan

Penanganan kekerasan seksual oleh anak harus menyeluruh dan melibatkan berbagai pihak. Pendekatan komprehensif dibutuhkan untuk keberhasilan terapi.

Kasus pelecehan seksual oleh anak membutuhkan respons yang cepat dan tepat. Kolaborasi antara keluarga, profesional kesehatan mental, dan sistem hukum sangat krusial untuk pemulihan korban dan rehabilitasi pelaku, serta mencegah kejadian serupa di masa depan.

Exit mobile version