Proyek penataan kabel bawah tanah di Jakarta melalui program Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) yang dimulai sejak 2023, masih menghadapi berbagai kendala. Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jakarta, Ali Muhammad Johan, menyoroti lambatnya penyelesaian proyek ini dan minimnya koordinasi antar pihak terkait. Meskipun sudah ada beberapa titik yang terlihat rapi, penataan kabel belum merata dan masih menimbulkan keluhan warga.
Kendala teknis dan koordinasi yang buruk menyebabkan proyek ini berjalan lambat dan belum merata di seluruh wilayah Jakarta. Hal ini menjadi perhatian serius bagi DPRD Jakarta dan warga yang merasakan dampaknya.
Lambatnya Progres SJUT dan Tindak Lanjut Pemprov DKI
Ali Muhammad Johan, anggota Pansus Jaringan Utilitas, mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk menindak tegas operator utilitas yang lamban dalam menyelesaikan proyek galian kabel bawah tanah.
Proyek SJUT yang dimulai di 10 ruas jalan utama Jakarta Selatan pada tahun 2023 belum sepenuhnya rampung dan masih banyak yang perlu diperbaiki.
Pemprov DKI Jakarta dan PT Jakpro diminta segera memetakan kinerja 64 operator utilitas yang terlibat dalam proyek ini. Pemetaan tersebut penting untuk memastikan standar kerapihan dan keamanan terpenuhi.
Ali menegaskan pentingnya penegakan sanksi bagi operator yang melanggar aturan. Hal ini bertujuan untuk mendorong percepatan proyek dan peningkatan kualitas pekerjaan.
Partisipasi Publik dan Pengawasan Lapangan
Selain mendesak Pemprov DKI, Ali juga mendorong partisipasi publik dalam pengawasan proyek SJUT.
Laporan dari masyarakat mengenai kabel semrawut atau pemasangan yang tidak sesuai standar sangat dibutuhkan untuk memastikan proyek ini berjalan efektif dan sesuai harapan.
DPRD Jakarta mengajak masyarakat untuk aktif melaporkan setiap ketidakberesan yang ditemukan di lapangan.
Informasi dari warga akan menjadi acuan bagi DPRD dalam melakukan pengawasan dan memastikan proyek ini tidak hanya menjadi formalitas belaka.
Anggaran Tambahan dan Target Penyelesaian
DPRD Jakarta menyatakan kesiapannya untuk mengalokasikan dana tambahan dalam APBD jika diperlukan.
Namun, alokasi dana tambahan tersebut akan dipertimbangkan setelah adanya kajian teknis dan laporan kerugian yang signifikan akibat kabel semrawut.
Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, sebelumnya telah meninjau proyek SJUT di Senopati, Jakarta Selatan.
Peninjauan tersebut dilakukan untuk memantau progres proyek dan memastikan penataan kabel bawah tanah berjalan sesuai rencana.
Proyek SJUT hingga kini telah menjangkau 25 kilometer jaringan kabel di 10 ruas jalan Jakarta Selatan, dengan progres mencapai 82 persen. Jalan-jalan tersebut antara lain Mampang Prapatan, Tendean, Senopati, Suryo, dan beberapa lainnya.
Pemprov Jakarta menargetkan seluruh kabel di kawasan padat akan ditata secara bertahap untuk meningkatkan estetika dan keselamatan kota.
Rano Karno menekankan pentingnya proyek SJUT untuk menciptakan kota yang lebih rapi, aman, dan tertata, mengingat kecelakaan akibat kabel udara semrawut yang terjadi beberapa tahun lalu.
Dengan kolaborasi antara Pemprov DKI, operator utilitas, dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan proyek SJUT dapat segera diselesaikan dengan baik dan memberikan manfaat bagi seluruh warga Jakarta.