Rahasia IQ Tinggi? Kecepatan Jalan Ungkap Kecerdasan Anda

Sebuah klaim viral di media sosial X menyebutkan bahwa kecepatan berjalan seseorang berkorelasi dengan tingkat kecerdasan (IQ) dan ukuran otak. Unggahan tersebut, yang dibagikan akun @mhusei****, telah mendapatkan ribuan like dan ratusan ribu tayangan. Klaim ini memicu pertanyaan: Benarkah berjalan cepat menjadi indikator IQ tinggi?
Penjelasan ilmiah diperlukan untuk menguji kebenaran klaim ini. Artikel ini akan membahas hubungan antara kecepatan berjalan dan IQ, berdasarkan penjelasan pakar dan fakta ilmiah.
Hubungan Kecepatan Berjalan dan IQ: Korelasi, Bukan Kausalitas
Psikolog kognitif Universitas Gadjah Mada (UGM), Zulfikri Khakim S.Psi, M.Sc., menjelaskan bahwa memang ada korelasi antara kecepatan berjalan dan IQ, terutama pada lansia. Namun, penting untuk menekankan bahwa korelasi bukan berarti kausalitas.
Berjalan cepat tidak secara langsung meningkatkan IQ. Korelasi ini lebih menunjukkan bahwa kecepatan berjalan bisa menjadi indikator dari fungsi kognitif yang baik. Fungsi kognitif yang optimal, yang meliputi kemampuan berpikir, mengingat, dan mengambil keputusan, berkaitan dengan kesehatan otak dan jaringan saraf.
Fungsi kognitif dipengaruhi berbagai faktor, seperti kesehatan fisik, gaya hidup, dan usia.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Berjalan dan Fungsi Kognitif
Kecepatan berjalan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi kondisi fisik, usia, dan kesehatan. Faktor eksternal meliputi kondisi medan jalan dan cuaca.
Sementara itu, fungsi kognitif dipengaruhi oleh integritas otak dan jaringan saraf. Kebugaran fisik dan gaya hidup, termasuk olahraga teratur, sangat berperan dalam menjaga kesehatan otak dan fungsi kognitif.
Disiplin diri juga memiliki peran tidak langsung, karena orang yang disiplin cenderung lebih aktif secara fisik dan mental.
Cara Mengukur IQ dan Indikator Inteligensi
Mengukur IQ secara akurat membutuhkan tes IQ yang terstandarisasi. Tidak ada metode lain yang dapat memberikan hasil yang valid dan reliabel.
Meskipun beberapa indikator perilaku dapat menunjukkan kecerdasan tinggi, seperti kemampuan bahasa yang baik, kecepatan belajar, dan kapasitas memori yang besar, indikator tersebut tidak selalu akurat. Faktor-faktor eksternal seperti pendidikan, status ekonomi, dan akses informasi juga turut memengaruhi indikator-indikator tersebut.
Oleh karena itu, kemampuan bahasa yang baik, misalnya, bukan merupakan penentu pasti akan tingkat inteligensi seseorang. Akses yang terbatas terhadap literasi dapat menghambat perkembangan kemampuan bahasa meskipun seseorang memiliki potensi intelektual yang tinggi.
Kesimpulannya, klaim viral mengenai kecepatan berjalan sebagai indikator IQ tinggi perlu dilihat secara kritis. Walaupun ada korelasi antara kecepatan berjalan dan fungsi kognitif, terutama pada lansia, berjalan cepat bukanlah cara untuk meningkatkan IQ. Kecepatan berjalan dipengaruhi oleh banyak faktor, dan pengukuran IQ harus dilakukan dengan metode ilmiah yang tepat, yaitu melalui tes IQ yang terstandarisasi. Mempertahankan gaya hidup sehat dan aktif tetap penting untuk menjaga kesehatan otak dan fungsi kognitif secara keseluruhan.