Site icon Tempo Siang

Atie Nitiasmoro: Perjuangan Lestarikan Kebaya, Hadapi Cemoohan

Atie Nitiasmoro: Perjuangan Lestarikan Kebaya, Hadapi Cemoohan

Sumber: Kompas.com

Atie Nitiasmoro, pegiat kebaya dan istri Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci (Vatikan), akan meluncurkan buku “Kebaya Kaya Gaya” pada 23 Juli 2024, bertepatan dengan Hari Kebaya Nasional. Meskipun saat ini berada di Vatikan, Atie tetap aktif mengkampanyekan pelestarian kebaya dan mengenakannya setiap hari. Dedikasi dan konsistensinya ini telah membuahkan hasil, sekaligus menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Buku “Kebaya Kaya Gaya” merupakan hasil kerja sama Atie dengan empat rekannya. Buku ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan apresiasi masyarakat terhadap kekayaan budaya Indonesia, khususnya kebaya. Atie berharap bukunya dapat menginspirasi lebih banyak perempuan untuk mengenakan dan melestarikan kebaya.

Perjalanan Panjang Berkebaya: Dari Cemoohan hingga Komunitas

Atie mengaku menyukai budaya sejak lama. Ia sering mengenakan kebaya, namun awalnya hanya untuk acara-acara khusus.

Meskipun tidak ingat persis sejak kapan mulai berkebaya setiap hari, ia mengatakan sudah melakukannya sebelum tahun 2014. Namun, perjalanannya tidak selalu mudah.

Atie pernah menghadapi cemoohan dari lingkungan sekitarnya. Ada yang mempertanyakan pilihannya mengenakan kebaya setiap hari.

“Ibu-ibu dari teman sekolah anak saya…bilang, ‘mbak, ngapain sih lu kebayaan mulu? Enggak enak dilihatnya’,” ungkap Atie, menceritakan pengalamannya. Namun, ia tetap teguh pada pilihannya.

Menemukan Dukungan dalam Komunitas Kebaya

Bergabungnya Atie dalam komunitas pegiat kebaya sekitar akhir tahun 2014 menjadi titik balik.

Ia merasa terdukung dan terinspirasi oleh komunitas yang memiliki minat dan semangat yang sama.

Komunitas ini menjadi tempat bertukar ide, pengalaman, dan saling mendukung satu sama lain dalam melestarikan kebaya.

Atie sangat bersyukur atas dukungan dan penerimaan hangat dari komunitas ini. Ia berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pelestarian budaya Indonesia melalui kebaya.

Kebaya sebagai Identitas dan Perjuangan

Bagi Atie, kebaya bukan sekadar pakaian, tetapi juga representasi dari identitas dan budaya Indonesia.

Ia melihat kebaya sebagai sebuah kekuatan dan simbol perjuangan untuk melestarikan warisan budaya bangsa.

Keteguhan hati Atie dalam menghadapi berbagai tantangan menunjukkan betapa berharganya nilai-nilai yang diyakininya.

Melalui buku dan kiprahnya dalam komunitas, Atie berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk mencintai dan melestarikan kebaya.

Kisah Atie Nitiasmoro menjadi bukti nyata bahwa konsistensi dan kegigihan dalam melestarikan budaya dapat mengalahkan berbagai hambatan. Dedikasinya dalam melestarikan kebaya patut diapresiasi dan menginspirasi kita semua untuk turut menjaga warisan budaya Indonesia. Semoga buku “Kebaya Kaya Gaya” dapat menjadi jembatan bagi generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai kebaya.

Exit mobile version