5 Risiko Kesehatan Vape Mematikan: Waspadai Sebelum Terlambat

Rokok elektrik atau vape, sering dianggap alternatif yang lebih aman daripada rokok tembakau. Namun, anggapan ini perlu diluruskan. Cairan vape, meski menawarkan beragam rasa, tetap mengandung nikotin, zat adiktif yang diekstrak dari tembakau. Lalu, seberapa berbahaya sebenarnya vape bagi kesehatan? Berikut penjelasannya.
Meskipun tanpa tembakau, vape menyimpan risiko kesehatan yang signifikan. Kandungan nikotin dan bahan kimia lainnya dalam *liquid* vape dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan jangka pendek dan panjang.
Bahaya Vape bagi Kesehatan: Lebih dari Sekedar Anggapan
Sebelum membahas bahaya vape secara rinci, penting memahami apa itu vape. Vape adalah rokok elektronik yang menggunakan *liquid* yang diuapkan dan dihirup. *Liquid* ini umumnya mengandung nikotin, perasa, dan bahan kimia lainnya.
Meskipun tidak mengandung tembakau seperti rokok konvensional, risiko kesehatan yang ditimbulkan vape tak bisa dianggap remeh. Kandungan nikotin dan bahan kimia tambahan dalam *liquid* vape memiliki potensi bahaya yang sama, bahkan mungkin lebih parah dalam beberapa aspek.
Dampak Negatif Vape terhadap Tubuh
1. Kecanduan Nikotin
Nikotin adalah zat adiktif kuat. Vape, khususnya perangkat dengan tegangan tinggi, dapat mengalirkan nikotin dalam jumlah besar ke dalam tubuh, meningkatkan risiko kecanduan.
Gejala putus nikotin dapat berupa pusing, mual, dan berbagai gejala lainnya yang menyulitkan proses berhenti vape. Kecanduan ini dapat membuat seseorang sulit melepaskan kebiasaan merokok elektronik.
2. Gangguan Perkembangan Otak pada Remaja
Nikotin sangat berbahaya bagi perkembangan otak remaja yang masih berkembang hingga usia sekitar 25 tahun.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa nikotin merusak bagian otak yang mengatur perhatian, pembelajaran, suasana hati, dan kontrol impuls. Hal ini dapat mengganggu pembentukan ingatan dan kemampuan belajar baru.
3. Risiko Penyakit Paru-Paru
Vape meningkatkan risiko berbagai penyakit paru-paru, mirip dengan rokok konvensional. American Lung Association mencatat acrolein, salah satu kandungan vape, dapat menyebabkan cedera paru-paru akut dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Perasa dalam *liquid* vape juga berbahaya bagi sel paru-paru. Paparan dosis tinggi dapat merusak sel-sel paru-paru yang sehat. Diacetyl, misalnya, adalah salah satu perasa yang dapat menyebabkan penyakit paru-paru serius.
4. Risiko Penyakit Kardiovaskular
Uap nikotin dari vape mengandung bahan yang meningkatkan produksi hormon adrenalin.
Peningkatan hormon adrenalin dapat menyebabkan detak jantung meningkat, memaksa jantung bekerja lebih keras dan meningkatkan risiko serangan jantung dan kematian mendadak.
5. Keracunan Nikotin
Konsumsi nikotin dalam jumlah besar dapat menyebabkan keracunan. Gejala keracunan nikotin ringan dapat berupa mual dan muntah.
Kasus berat dapat menyebabkan kejang dan depresi pernapasan, bahkan kematian. Satu botol *liquid* vape kecil bisa mengandung 100 mg nikotin, sementara 30-60 mg sudah cukup mematikan bagi orang dewasa. Anak-anak bahkan lebih rentan terhadap risiko keracunan.
Menghindari Bahaya Vape dan Jalan Menuju Hidup Sehat
Kesimpulannya, bahaya vape bagi kesehatan sama seriusnya, bahkan mungkin lebih kompleks daripada rokok tembakau. Cara paling aman adalah dengan menghindari penggunaan vape dan semua bentuk rokok.
Berhenti merokok dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti terapi pengganti nikotin, terapi hipnotis, atau cara alami. Jika menggunakan vape untuk tujuan berhenti merokok, pilihlah produk yang tidak mengandung nikotin. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan panduan yang tepat.
Penting untuk selalu memprioritaskan kesehatan dan memilih gaya hidup sehat. Informasi ini diharapkan dapat membantu pembaca membuat keputusan yang bijak terkait penggunaan vape dan kesehatan mereka.