Bisnis Menengah Atas: Lebih Kuat, Lebih Tahan Krisis?

Ketahanan bisnis menjadi perbincangan hangat di media sosial. Sebuah unggahan di X menyebutkan bisnis yang menyasar pasar menengah bawah cenderung lesu, sementara bisnis di segmen menengah atas tetap jaya. Pendapat ini memicu perdebatan di kalangan warganet, dengan sebagian setuju dan sebagian lagi menentangnya.
Pertanyaan kunci yang muncul adalah: Benarkah demikian? Apakah ketahanan bisnis benar-benar hanya bergantung pada segmen pasar yang dibidik?
Ketahanan Bisnis: Bukan Sekadar Soal Segmen Pasar
Ekonom Universitas Gadah Mada, Eddy Junarsin, memberikan pandangannya. Ia menekankan bahwa ketahanan bisnis tidak semata-mata ditentukan oleh target pasar, baik menengah atas maupun menengah bawah.
Menurutnya, asumsi bahwa bisnis dengan target pasar menengah atas lebih tahan banting tidak selalu benar. Faktor lain yang jauh lebih krusial menentukan keberhasilan dan kelangsungan usaha.
Perilaku Konsumen Menengah Atas di Masa Sulit
Eddy menjelaskan bahwa konsumen menengah atas cenderung lebih sensitif terhadap perubahan ekonomi. Ketika inflasi tinggi atau ekonomi melambat, mereka lebih cenderung menahan pengeluaran.
Pembelian barang-barang sekunder atau tersier seperti mobil baru, ponsel mahal, dan barang-barang mewah lainnya akan ditunda. Hal ini dapat berdampak signifikan pada bisnis yang bergantung pada segmen ini.
Penurunan daya beli membuat permintaan barang-barang non-esensial dari segmen ini bisa anjlok drastis. Diversifikasi produk dan strategi pemasaran yang tepat menjadi kunci penting bagi bisnis yang menyasar pasar ini.
Menengah Bawah: Kekuatan di Tengah Badai
Sebaliknya, konsumen menengah bawah memiliki karakteristik yang berbeda. Mereka cenderung tetap membeli barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar, meskipun kondisi ekonomi sedang sulit.
Kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, dan biaya pendidikan tetap menjadi prioritas. Bisnis yang fokus pada kebutuhan dasar ini memiliki potensi ketahanan yang lebih baik.
Jasa perbaikan dan perawatan juga termasuk dalam kategori yang tetap memiliki permintaan, bahkan di masa krisis ekonomi. Ini menunjukkan bahwa segmen menengah bawah memiliki daya tahan yang lebih stabil.
Strategi yang Lebih Penting daripada Target Pasar
Kesimpulannya, Eddy menekankan bahwa fokus pada segmen pasar saja tidak cukup untuk menjamin ketahanan bisnis. Strategi bisnis yang tepat, inovasi produk, dan manajemen keuangan yang baik jauh lebih penting.
Baik bisnis yang menyasar pasar menengah atas maupun menengah bawah, keduanya perlu memiliki strategi yang tepat untuk menghadapi fluktuasi ekonomi. Diversifikasi produk dan pasar menjadi kunci utama untuk mengurangi risiko.
Ketahanan bisnis yang sebenarnya terletak pada kemampuan adaptasi dan inovasi, bukan hanya pada siapa yang menjadi target pasarnya. Memahami perilaku konsumen dan mengelola bisnis secara efisien menjadi faktor penentu keberhasilan jangka panjang.