Gaya Hidup

Rahasia Daging Kurban Tetap Sehat: Suhu Penyimpanan yang Tepat

Lebaran Idul Adha identik dengan limpahan daging kurban. Banyak yang langsung mengolahnya menjadi berbagai hidangan lezat, seperti sate atau sop. Namun, tak sedikit pula yang memilih menyimpannya terlebih dahulu untuk diolah kemudian.

Agar daging kurban tetap segar, bernutrisi, dan aman dikonsumsi, penyimpanan yang tepat sangat penting. Pakar gizi Universitas Jember (Unej), Dr. Farida Wahyu Ningtyias, berbagi tips berdasarkan kajian kadar gizi untuk menjaga kualitas daging kurban.

Menyimpan Daging di Kulkas dan Freezer

Suhu penyimpanan berperan krusial dalam menjaga nutrisi daging. Untuk penyimpanan jangka pendek, kulkas (chiller) adalah pilihan tepat.

Suhu ideal di dalam chiller adalah 0-4 derajat Celcius. Pada suhu ini, daging utuh atau potongan bisa bertahan 3-5 hari, sedangkan daging cincang hanya 1-2 hari.

Meskipun aktivitas mikroorganisme dan enzim masih berlangsung, namun akan berjalan lebih lambat pada suhu tersebut. Hal ini penting untuk mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya seperti Salmonella dan E. coli.

Untuk penyimpanan jangka panjang, freezer merupakan pilihan terbaik. Suhu optimal di dalam freezer adalah -18 derajat Celcius atau lebih rendah.

Pada suhu tersebut, daging utuh atau potongan bisa bertahan hingga 12 bulan, sementara daging cincang hingga 4 bulan. Pertumbuhan mikroorganisme akan berhenti sepenuhnya.

Dengan pembekuan pada suhu tersebut, nutrisi penting seperti protein, zat besi, vitamin B12, dan zinc dapat tetap terjaga. Namun, vitamin larut air seperti B1 (tiamin) bisa sedikit berkurang.

Metode Pencairan Daging Beku yang Aman

Metode pencairan daging beku juga penting untuk menjaga kualitas gizi dan mencegah kontaminasi bakteri. Ada dua metode yang direkomendasikan.

Metode pertama adalah pencairan di dalam lemari es (sekitar 4 derajat Celcius). Metode ini lebih aman dan lebih baik untuk mempertahankan kualitas nutrisi.

Metode kedua adalah pencairan dalam air dingin. Pastikan daging dibungkus rapat dan air diganti setiap 30 menit untuk menjaga suhu tetap rendah.

Suhu air yang disarankan adalah sekitar 15 derajat Celcius. Proses pencairan dengan metode ini membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam.

Hindari mencairkan daging pada suhu ruang karena dapat meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri yang cepat. Pencairan dengan microwave juga kurang disarankan.

Pencairan dengan microwave dapat menyebabkan pemanasan tidak merata dan meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri jika tidak segera dimasak. Oleh karena itu, hindari cara ini.

Mengenali Tanda-Tanda Daging Rusak

Perubahan warna, bau, dan tekstur merupakan indikator utama penurunan kualitas gizi dan adanya pertumbuhan mikroorganisme. Perhatikan perubahan warna daging.

Warna daging yang berubah menjadi abu-abu, kehijauan, atau cokelat gelap menandakan kualitasnya menurun. Bau asam atau tengik juga merupakan pertanda kerusakan.

Tekstur daging yang berlendir juga menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri pembusuk. Jangan konsumsi daging yang sudah menunjukkan tanda-tanda ini.

Fenomena “freezer burn” juga perlu diperhatikan. Freezer burn ditandai dengan bercak kering dan perubahan warna pada permukaan daging karena dehidrasi dan oksidasi.

Freezer burn disebabkan penyimpanan beku terlalu lama atau kemasan yang tidak kedap udara. Kondisi ini mengakibatkan kehilangan protein larut dan vitamin.

Dengan memperhatikan tips penyimpanan dan pencairan daging kurban di atas, diharapkan masyarakat dapat menikmati daging kurban dengan kualitas gizi dan keamanan yang terjaga. Semoga informasi ini bermanfaat.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button