Indonesia berduka. Selasa, 20 Mei 2025, menjadi hari yang penuh kesedihan, khususnya bagi keluarga Najwa Shihab dan dunia hukum serta media Tanah Air. Ibrahim Sjarief Assegaf, suami tercinta Najwa Shihab, meninggal dunia di RS PON Jakarta Timur. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, bukan hanya sebagai kehilangan seorang suami dan ayah, tetapi juga seorang intelektual handal yang berkontribusi besar di balik layar.
Ibrahim, sosok yang dikenal banyak orang sebagai “suami Najwa Shihab,” sesungguhnya merupakan figur berpengaruh dalam dunia hukum Indonesia. Kisah hidupnya menjadi inspirasi banyak pasangan.
Suami, Ayah, dan Tokoh Hukum Terkemuka
Menikah muda di usia 20 tahun pada 1997, Ibrahim dan Najwa Shihab telah melewati puluhan tahun kebersamaan. Pernikahan mereka menjadi bukti nyata dukungan dan keseimbangan dalam mengejar karier masing-masing.
Di balik kesuksesan Najwa Shihab sebagai jurnalis, ada Ibrahim yang dengan setia menjadi pilar keluarga. Ia lebih memilih bekerja di balik layar, namun kontribusinya terhadap hukum dan media sangat signifikan.
Jejak Karir yang Cemerlang di Dunia Hukum
Ibrahim Sjarief Assegaf merupakan ahli hukum korporasi dan kebijakan publik yang disegani. Kariernya gemilang, dimulai dari Associate di Hardiputranto, Hadinoto & Partners, hingga menjadi Managing Director Justika Siar Publika, platform konsultasi hukum digital yang meningkatkan akses keadilan.
Ia juga menjabat sebagai partner di Assegaf Hamzah & Partners, dan Komisaris Utama Narasi, media digital yang didirikan istrinya. Kepakarannya dibuktikan dengan gelar LLM dari University of Melbourne dan pengalaman sebagai visiting fellow di Harvard Law School.
Prestasi Ibrahim diakui secara internasional. Ia masuk dalam daftar “Top 100 Lawyers” versi Asia Business Law Journal tahun 2022 dan meraih penghargaan IFLR 1000 Leading Lawyer serta Leader in His Field dari Chambers Asia Pacific.
Pribadi yang Sederhana dan Berintegritas
Meskipun berkarir di dunia hukum yang penuh tekanan, Ibrahim tetap memegang teguh nilai-nilai kemanusiaan. Ia dan Najwa Shihab pernah mengalami duka mendalam, kehilangan putri mereka beberapa jam setelah lahir. Kisah ini jarang diungkap ke publik.
Ibrahim bukanlah figur publik yang gemar mencari sorotan. Ia tidak aktif di media sosial dan jarang muncul di televisi. Namun, dalam kesederhanaannya, ia menciptakan warisan berharga: integritas, kejujuran, dan ketekunan yang diwariskan pada putra tunggalnya, Izzat Assegaf.
Kepergian Ibrahim meninggalkan kekosongan yang mendalam. Namun, semangat dan nilai-nilai yang ia tanamkan akan terus hidup melalui keluarga dan karya-karyanya. Rencananya, jenazah Ibrahim akan dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta, pada Rabu, 21 Mei 2025.
Kisah hidup Ibrahim Sjarief Assegaf menginspirasi kita semua. Ia membuktikan bahwa kesuksesan dan pengaruh tidak selalu harus diiringi dengan gemerlap sorotan. Dedikasi, integritas, dan kontribusi nyata yang dilakukan secara diam-diam adalah warisan yang tak ternilai harganya. Ia akan selalu dikenang sebagai sosok yang luar biasa.