Seniman visual Muchlis Fachri, atau Muklay, menyuarakan keprihatinannya terhadap ancaman kerusakan lingkungan di Raja Ampat melalui karya seninya. Ia mengunggah sebuah ilustrasi di Instagram yang menampilkan karakter ciptaannya, Jakbrik dan Dhisego, di tengah keindahan Raja Ampat. Ilustrasi tersebut menjadi visualisasi kuat dari keresahan akan nasib destinasi wisata tersebut.
Dalam ilustrasi tersebut, Jakbrik digambarkan tengah menangis dan marah di tengah gugusan pulau Raja Ampat, ditemani oleh gurita dan bulu babi dengan mata melotot. Unggahan ini diiringi caption yang menyentuh hati: “Belum pernah kesana, tapi selalu pengen kesana, sekarang salah satu destinasi terindah di dunia akan rusak #saverajaampat,” tulis Muklay pada 7 Juni 2025.
Keberadaan Tambang Nikel di Raja Ampat Disorot
Keberadaan tambang nikel di Raja Ampat menjadi sorotan tajam. Tagar #SaveRajaAmpat ramai di media sosial, didorong oleh video protes Greenpeace yang viral.
Rosa Vivien Ratnawati, Sekretaris Utama Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), menyatakan KLH tengah menindaklanjuti isu tersebut. Pihaknya sedang melakukan pengembangan dan penegakan hukum terkait masalah ini.
Deputi Bidang Penegakan Hukum (Gakkum) KLH/BPLH juga turut mendalami keberadaan tambang nikel yang dikhawatirkan merusak ekosistem Raja Ampat. Kelestarian Raja Ampat sangat penting bagi pariwisata Indonesia.
Izin Tambang Siapa yang Berikan?
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, berencana memanggil pemegang izin tambang nikel di Raja Ampat untuk evaluasi. Langkah ini diambil sebagai respon atas kekhawatiran kerusakan lingkungan.
Bupati Raja Ampat, Orideko Burdam, menjelaskan bahwa kewenangan pemberian dan pencabutan izin tambang nikel berada di pemerintah pusat. Hal ini membuat pemerintah daerah kesulitan untuk berintervensi.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, juga berkomentar mengenai isu ini. Ia menyatakan sedang menyelidiki situasi di Raja Ampat dan akan segera mengambil langkah hukum setelah kajian selesai.
Menteri Lingkungan Hidup Angkat Bicara dan Langkah-langkah Penyelamatan
Menteri Lingkungan Hidup berencana mengunjungi Raja Ampat untuk melihat langsung kondisi di lapangan. Hal ini merupakan langkah nyata untuk menindaklanjuti keresahan publik.
Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, juga meminta agar kawasan alam Raja Ampat dijaga kelestariannya. Menteri Pariwisata telah memanggil Gubernur Papua Barat Daya untuk membahas masalah ini.
Pemerintah menekankan pentingnya menjaga kualitas pariwisata di Raja Ampat, bukan hanya kuantitas kunjungan. Kawasan ini harus dijaga sebagai warisan alam bagi generasi mendatang.
Respon cepat pemerintah terhadap isu ini menunjukkan komitmen untuk melindungi lingkungan dan menjaga keberlanjutan sektor pariwisata. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk seniman seperti Muklay, semakin memperkuat gerakan #SaveRajaAmpat.
Ke depan, transparansi dalam pengelolaan izin pertambangan dan pengawasan yang ketat perlu ditingkatkan untuk mencegah kejadian serupa. Pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta dalam menjaga kelestarian Raja Ampat juga harus terus diutamakan.