Panduan Lengkap Sholat Idul Adha: Tata Cara & Doa Mustajab

Idul Adha, lebih dari sekadar hari raya kurban, merupakan puncak perayaan spiritual bagi umat Islam. Hari ini dipenuhi dengan lantunan takbir yang menggema, menandakan kebesaran Allah SWT dan pengorbanan Nabi Ibrahim AS. Suasana khidmat tercipta di tanah lapang, di mana umat Islam berkumpul untuk melaksanakan sholat Idul Adha.
Sholat Idul Adha, ibadah utama yang hanya dilakukan setahun sekali ini, memiliki tata cara khusus yang sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Memahami makna dan tata cara sholat ini akan semakin memperkaya pengalaman spiritual kita.
Jejak Sunnah: Sholat Id di Tanah Lapang
Rasulullah SAW beserta para sahabat selalu menunaikan sholat Id di tanah lapang, bukan di masjid. Hal ini berdasarkan riwayat Bukhari: “Rasulullah biasa keluar pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha menuju tanah lapang.”
Tradisi ini melambangkan persatuan dan ukhuwah Islamiyah. Sholat Id di tanah lapang menjadi momen penting untuk mempererat tali persaudaraan dan mengokohkan persatuan umat dalam beribadah.
Perintah Ilahi: Sholat dan Kurban
Allah SWT memerintahkan sholat dan kurban dalam Al-Qur’an Surat Al-Kautsar ayat 2: “Maka, laksanakanlah sholat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!”
Kedua perintah ini menekankan dua aspek penting Idul Adha: ritual spiritual (sholat) dan kepedulian sosial (kurban). Hal ini menjadi wujud ketakwaan dan rasa empati terhadap sesama.
Tata Cara Sholat Idul Adha: Panduan Lengkap
Sholat Idul Adha terdiri dari dua rakaat dengan ciri khas tertentu. Berikut panduan lengkapnya:
Rakaat Pertama
- Niatkan sholat Idul Adha. Batin yang khusyuk menjadi kunci utama.
- Takbiratul ihram, dilanjutkan dengan doa iftitah. Rasakan kedamaian dalam setiap gerakan.
- Takbir sebanyak tujuh kali, dengan bacaan dzikir di antaranya. Konsentrasi pada dzikir akan meningkatkan ketenangan batin.
- Membaca Al-Fatihah dan surat pendek, seperti Surat Qaf atau Al-A’la. Memilih surat yang sesuai kemampuan hafalan.
- Rukuk, i’tidal, sujud, dan duduk di antara dua sujud. Gerakan yang terukur dan khusyuk.
Rakaat Kedua
- Bangkit dari sujud dan membaca takbir sebanyak lima kali. Pertahankan kekhusyukan ibadah.
- Membaca Al-Fatihah dan surat pendek, misalnya Surat Al-Qamar atau Al-Ghasiyah. Fokus pada bacaan dan arti setiap kata.
- Rukuk, sujud, tahiyat akhir, dan salam. Tutup sholat dengan penuh syukur dan khusyuk.
Berikut bacaan niat untuk imam: “Ushalli sunnata li’idil-l-adha rak’ataini imaman lillahi ta’âla. Allâhu akbar.” (Saya berniat sholat Idul Adha dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta’ala).
Sedangkan bacaan niat untuk makmum: “Ushalli sunnata li’idil-l-adha rak’ataini ma’muman lillahi ta’âla. Allâhu akbar.” (Saya berniat sholat Idul Adha dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta’ala).
Di antara takbir, dianjurkan membaca dzikir: “Subhaanallaah wal hamdulillaah wa laa ilaaha illallaah wallaahu akbar, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim.” (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Mahabesar. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah).
Setelah salam, imam biasanya memimpin doa yang penuh harapan dan permohonan, contohnya: “Allahumaghfir lil muslimiina wal muslimaat…” (Ya Allah, ampunilah kaum Muslimin dan Muslimat, baik yang hidup maupun telah wafat…).
Doa ini merupakan ungkapan syukur dan solidaritas spiritual untuk memohon keselamatan dunia akhirat.
Idul Adha mengajarkan kita arti pengorbanan, persaudaraan, dan pengabdian kepada Allah SWT. Semoga momentum ini memperkuat ikatan ukhuwah dan ketakwaan kita.