Site icon Tempo Siang

Rahasia 20 Penutup Pidato Ampuh, Raih Tepuk Tangan Meriah

Rahasia 20 Penutup Pidato Ampuh, Raih Tepuk Tangan Meriah

Sumber: Pikiran-rakyat.com

Menyampaikan pidato yang memukau bukan hanya tentang isi materi, tetapi juga bagaimana mengakhirinya. Penutup yang tepat dapat meninggalkan kesan mendalam bagi audiens dan mengukuhkan pesan yang disampaikan. Salah satu cara kreatif untuk menutup pidato adalah dengan menggunakan pantun.

Pantun penutup tidak hanya terdengar elegan, tetapi juga mampu mencairkan suasana formal dan menciptakan koneksi emosional dengan pendengar. Namun, merangkai pantun yang tepat dan berkesan membutuhkan inspirasi dan sedikit kreativitas.

Beragam Inspirasi Pantun Penutup Pidato yang Menarik

Berikut ini disajikan beragam contoh pantun penutup pidato yang bisa Anda gunakan sebagai inspirasi. Pantun-pantun ini telah dirangkum dari berbagai sumber dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan pidato Anda.

Ingatlah untuk menyesuaikan pantun dengan konteks pidato dan audiens Anda agar pesan tersampaikan secara efektif.

Contoh Pantun Penutup yang Menarik dan Berkesan

Berikut adalah beberapa contoh pantun penutup pidato yang telah dikumpulkan dan dikategorikan untuk memudahkan Anda memilih yang paling sesuai dengan tema pidato:

1. Pantun yang Mengajak Interaksi:

Jalan-jalan ke Taman Mini,
Singgah sebentar membeli kuaci.
Pidato saya sampai di sini,
Lain waktu kita sambung lagi.

Pantun ini cocok untuk pidato yang bersifat interaktif dan ingin membuka kesempatan untuk diskusi lebih lanjut.

2. Pantun yang Menyampaikan Terima Kasih:

Pisau menggores menjadi luka,
Rasanya sakit amatlah pedih.
Cukup sekian dari saya,
Saya haturkan terima kasih.

Pantun ini simpel namun efektif untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada audiens atas perhatiannya.

3. Pantun yang Memberikan Harapan:

Bunga mawar bunga melati,
Jangan lupa hirup baunya yah.
Ambil hikmah dari pidato ini,
Wabillahi taufik walhidayah.

Pantun ini cocok untuk pidato yang ingin meninggalkan pesan positif dan penuh harapan.

4. Pantun yang Humoris dan Santai:

Rumah Budi Rumah Iwan.
Jika bertemu tinggal buka pintu,
Sampai jumpa kawan-kawan.
Semoga bertemu lain waktu.

Pantun ini ringan dan dapat digunakan untuk menciptakan suasana yang lebih santai di akhir pidato.

Berikutnya adalah beberapa contoh pantun lain yang dapat menjadi pilihan Anda:

5. Penjahit benang di dalam peti, Ibu Tuti menjahit kebaya. Saya pamit untuk undur diri, Terima kasih atas perhatiannya.

6. Pisau diasah pagi-pagi, Bawa ke kebun untuk membabat. Berakhir sudah pidatoku ini, Semoga bisa memberi manfaat.

7. Bunga bangkai si Rafflesia Arnoldi, Baunya sungguh busuk sekali. Pidato pendidikan sampai di sini, Semoga kelak berjumpa lagi.

8. Putih-putih bunga melati, Harum mewangi di pagi hari. Pidato saya cukup di sini, Jika rindu harap hubungi.

9. Pergi ke pasar menjual rambutan, Pasar dibuka pagi Senin. Sampai jumpa teman-teman, Semoga bertemu di kesempatan lain.

10. Pergi memancing ikan nila, Nila dipancing di hari senja. Salam undur diri dari saya, Untuk teman-teman semuanya.

11. Jari telunjuk untuk menunjuk, Cincin kawin di jari manis. Kulihat teman-teman sudah ngantuk, Tenang saja, pidatonya sudah habis.

12. Ke pulau seberang membawa barang, Subuh hari berangkat berlayar. Kalau pidatoku kurang panjang, Silakan undang lagi, tapi bayar.

13. Bayi merangkak di atas tanah, Merangkak hingga ke belakang rumah. Semoga pidato ini menjadi berkah, Untuk lentera di alam barzah.

14. Jalan-jalan ke Taman Mini, Singgah sebentar membeli kuaci. Pidato saya sampai sini, Lain waktu kita sambung lagi.

15. Jalan-jalan ke kota Makkah, Ingin sembah yang berlama-lama. Semoga pidato ini membawa berkah, Membawa rahmat untuk bersama.

16. Padi habis tinggal jerami, Bakar dulu hingga bersih. Rupanya pidatoku sampai di sini, Cukup sekian terima kasih.

17. Penjahit benang membawa peti, Ibu Wahyuni menjahit kebaya. Saya pamit untuk undur diri, Terima kasih atas perhatiannya.

18. Kalau ada sumur di ladang, Boleh saya menumpang mandi. Kalau ada umur yang panjang, Boleh dong saya pidato lagi.

19. Tidur nyenyak di atas ranjang, Air mengalir di kolam ikan. Pidato saya memang panjang, Walau panjang menyenangkan.

20. Di China ada pendeta, Berpidato tak henti cakap. Semua sibuk entah mengapa, Sehingga salam penutup tak terjawab.

Tips Memilih dan Memakai Pantun Penutup

Memilih pantun yang tepat sangat penting. Pertimbangkan tema pidato, suasana, dan target audiens.

Jangan ragu untuk memodifikasi pantun agar lebih sesuai dengan konteks pidato Anda.

Latih penyampaian pantun agar terkesan natural dan tidak terkesan dipaksakan.

Dengan pemilihan dan penyampaian yang tepat, pantun penutup dapat menjadi elemen yang efektif untuk meningkatkan daya tarik dan kesan mendalam dari pidato Anda. Semoga contoh-contoh di atas dapat menginspirasi Anda dalam menciptakan penutup pidato yang berkesan.

Exit mobile version