Toshiba Resmi Delisting: Era Baru, Pemilik Baru, Kisah 74 Tahun

Setelah 74 tahun beroperasi di Bursa Efek Tokyo, Toshiba resmi dihapus dari daftar bursa pada Rabu, 20 Desember 2023. Penghentian ini menandai babak akhir dari perjalanan panjang perusahaan raksasa tersebut, yang dalam dekade terakhir diwarnai oleh berbagai pergolakan dan skandal, mengakibatkan masa depan yang sempat tidak menentu.
Pengambilalihan Toshiba oleh konsorsium investor yang dipimpin Japan Industrial Partners (JIP) akhirnya memberikan kepastian. Konsorsium ini melibatkan beberapa perusahaan besar Jepang, seperti perusahaan jasa keuangan Orix, Utilitas Chubu Electric Power, dan produsen chip Rohm. Akuisisi senilai 14 miliar dolar AS ini mengakhiri perebutan kontrol antara kekuatan domestik dan aktivis investor asing.
Akhir dari Era Toshiba di Bursa Efek Tokyo
Penghapusan Toshiba dari bursa efek menandai berakhirnya sebuah era. Perusahaan yang selama ini dikenal sebagai pemain utama di berbagai sektor, termasuk baterai, chip, peralatan nuklir, dan pertahanan, kini berada di bawah kepemimpinan baru.
Toshiba menyatakan akan menyambut masa depan baru bersama pemegang saham barunya, dan mengharapkan dukungan berkelanjutan dari seluruh pemangku kepentingan. Saham Toshiba terakhir diperdagangkan pada harga 4.590 yen pada Selasa, 19 Desember 2023, turun 0.1 persen dari hari sebelumnya.
Strategi Masa Depan Toshiba di Bawah Kepemimpinan JIP
Meskipun masa depan Toshiba masih belum sepenuhnya tergambar, CEO Taro Shimada yang tetap menjabat, diyakini akan fokus pada pengembangan layanan digital dengan margin keuntungan yang tinggi. JIP, yang sebelumnya mempertimbangkan kerja sama dengan dana bantuan pemerintah, akhirnya memilih untuk mengambil alih Toshiba sepenuhnya.
Keputusan ini dinilai tepat oleh beberapa kalangan di industri. Mereka berpendapat bahwa pemisahan unit bisnis Toshiba menjadi jalan keluar yang lebih baik daripada mempertahankan struktur perusahaan yang sudah terlalu kompleks. Damian Thong, kepala riset Jepang di Macquarie Capital Securities, menyatakan kesulitan Toshiba diakibatkan oleh kombinasi keputusan strategis yang buruk dan faktor ketidakberuntungan.
Peran Pemerintah dan Integrasi dengan Investor Baru
Pemerintah Jepang akan terus memantau perkembangan Toshiba mengingat pentingnya operasi perusahaan tersebut bagi keamanan nasional. Perusahaan yang mempekerjakan 106.000 orang ini akan diawasi dengan ketat.
JIP akan menempatkan empat eksekutifnya di dewan direksi Toshiba, bersama satu perwakilan dari Orix dan Chubu Electric. Tim manajemen baru juga akan berkolaborasi dengan penasihat senior dari Sumitomo Mitsui Financial Group, salah satu pemberi pinjaman utama Toshiba. Kolaborasi strategis dengan Rohm, dengan investasi 2,7 miliar dolar AS di fasilitas manufaktur chip, merupakan langkah awal dari transformasi yang akan dijalani Toshiba.
Ulrike Schaede, profesor bisnis Jepang di University of California, San Diego, menekankan perlunya Toshiba keluar dari bisnis dengan margin rendah dan mengembangkan strategi yang lebih kuat untuk teknologi canggihnya. Schaede optimistis bahwa jika manajemen dapat memberdayakan para insinyurnya untuk berinovasi, Toshiba masih memiliki potensi untuk menjadi pemain penting di masa depan.
Dengan selesainya akuisisi ini, diharapkan Toshiba dapat mengatasi masalah struktural yang selama ini menghambat pertumbuhannya dan memasuki era baru yang lebih stabil dan sukses. Langkah strategis yang tepat dan fokus pada inovasi teknologi menjadi kunci keberhasilan Toshiba di bawah kepemimpinan baru. Perhatian pemerintah Jepang juga menjadi faktor penting dalam memastikan kelancaran transisi dan keberlangsungan bisnis Toshiba.