Site icon Tempo Siang

Lepas Trauma Keluarga: Cara Putus Rantai Generasi

Kita mewarisi lebih dari sekadar gen dari orang tua kita. Karakteristik fisik dan kecerdasan memang diturunkan secara genetis. Namun, warisan yang tak kasat mata, seperti luka batin dan trauma, juga ikut diwariskan dari generasi ke generasi.

Banyak keluarga menyimpan luka batin yang tak terungkap. Keengganan untuk membahasnya justru memperparah masalah, menyebabkan luka tersebut terus berkelanjutan dan diwariskan pada anak cucu.

Luka Batin yang Diturunkan: Dampak Trauma Keluarga

Buku “Family Constellation” karya Meilinda Sutanto mengupas tuntas pembentukan keluarga disfungsional. Setiap generasi memiliki trauma uniknya; nenek kakek mungkin mengalami trauma perang, orang tua kesulitan mengekspresikan emosi, dan anak-anak mengalami depresi.

Buku tersebut menjelaskan secara detail bagaimana trauma orang tua berdampak signifikan pada keluarga. Ketidakhadiran salah satu pasangan, misalnya akibat KDRT, penjara, atau kematian, adalah salah satu pemicunya.

Parentifikasi: Anak Menggantikan Peran Orang Tua

Ketidakhadiran pasangan seringkali memaksa anak untuk mengisi kekosongan tersebut. Anak-anak secara tidak sadar mengambil peran orang tua untuk menjaga keseimbangan keluarga.

Orang tua, sebagai manusia, membutuhkan sandaran untuk berbagi masalah. Sayangnya, anak seringkali menjadi tempat bergantung terdekat. Kondisi ini menyebabkan parentifikasi, di mana anak mengambil alih tanggung jawab orang tua.

Anak yang terparentifikasi harus menanggung beban yang seharusnya menjadi tanggung jawab orang tua, seperti menyediakan makanan, mengurus rumah tangga, dan bahkan menjadi penopang emosional. Hal ini mengganggu perkembangan anak dan dapat memicu kecemasan serta depresi.

Buku “Family Constellation” menekankan pentingnya pembagian peran yang jelas antara orang tua dan anak. Orang tua bertanggung jawab memberikan kasih sayang dan memenuhi kewajiban mereka, sementara anak menerima kasih sayang tersebut, bukan sebaliknya.

Jika anak yang memberikan kasih sayang, mereka berisiko mengalami kekurangan kasih sayang di masa depan, dan pola ini dapat terulang pada generasi berikutnya. Oleh karena itu, penting untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater jika mengalami gejala tersebut.

Terapi konstelasi keluarga, metode yang ditemukan Bert Hellinger, dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah ini sampai ke akarnya. Metode ini membantu memahami pola permasalahan dan sumber trauma dalam keluarga.

Membangun Batasan Sehat dalam Keluarga

Konsep berbakti kepada orang tua sering disalahartikan sebagai ketaatan buta. “Family Constellation” menekankan pentingnya batasan yang sehat dalam hubungan orang tua dan anak.

Berbakti memang penting, namun harus dilakukan sesuai kemampuan dan batasan anak. Kasih sayang, kepatuhan, dan penghormatan adalah bentuk berbakti yang tepat.

Orang tua juga harus memahami batasan ini; mereka tidak boleh menggunakan “kartu senioritas” untuk membenarkan semua pendapat mereka atau mengatur hidup anak sepenuhnya.

Komunikasi dua arah, saling pengertian, dan menghindari pengorbanan berlebihan dari anak sangatlah penting. Buku ini mengajak pembaca untuk merefleksikan hubungan mereka dengan keluarga dan mencari solusi untuk keluarga yang tidak stabil.

Memutus Rantai Trauma: Membangun Hubungan yang Sehat

Mencari pasangan hidup seringkali hanya berfokus pada hal-hal permukaan seperti penampilan, ekonomi, dan pendidikan. Namun, luka batin pasangan juga harus diperhatikan.

Luka batin yang belum disembuhkan akan berdampak pada hubungan. Trauma masa kecil yang tidak teratasi dapat menyebabkan berbagai masalah di hubungan selanjutnya. Buku ini membantu pembaca mengidentifikasi luka batin mereka dan memahami posisi mereka dalam keluarga.

Tujuannya adalah untuk mengevaluasi fungsi keluarga, apakah berfungsi dengan baik atau disfungsional. Buku ini memberikan panduan bagi pembaca untuk menata ulang diri sendiri dan keluarganya. Kuesioner di akhir buku membantu pembaca merefleksikan diri dan memutuskan apakah membutuhkan terapi konstelasi keluarga.

Memutus rantai trauma memerlukan kesadaran dan usaha untuk memahami akar permasalahan. Buku “Family Constellation” menjadi panduan bagi mereka yang ingin menciptakan hubungan keluarga yang lebih sehat dan bahagia, dimulai dari penyembuhan luka batin.

Exit mobile version