Editorial

Cegah Pelecehan Seksual: 5 Tips Ampuh dari Psikolog

Kasus pelecehan seksual terhadap perempuan kembali menjadi sorotan. Baru-baru ini, publik dikejutkan dengan kasus dugaan pelecehan verbal oleh guru terhadap siswi SMP Negeri di Depok. Kejadian ini terungkap setelah video percakapan antara korban dan pelaku tersebar di grup WhatsApp kelas pada 13 Maret 2025.

Tidak hanya itu, kasus serupa juga muncul di media sosial. Sebuah rekaman CCTV memperlihatkan aksi begal payudara yang dilakukan oleh seorang pria pengendara motor terhadap seorang perempuan yang sedang berjalan di pinggir jalan. Pelaku berpura-pura bertanya sebelum melakukan aksinya. Maraknya kasus ini mendorong psikolog Meity Arianty untuk memberikan langkah-langkah pencegahan pelecehan seksual.

Tingkatkan Kewaspadaan di Segala Lingkungan

Kewaspadaan adalah kunci utama pencegahan pelecehan seksual. Hal ini perlu diterapkan di semua lingkungan, bahkan ketika bersama orang yang dikenal. Meity menekankan pentingnya kewaspadaan, terlepas dari siapa pelaku potensialnya. Jangan lengah, waspada selalu.

Pelecehan bisa terjadi di lingkungan terdekat, termasuk oleh orang yang dianggap aman. Oleh karena itu, penting untuk senantiasa waspada dan tidak menurunkan tingkat kewaspadaan. Selalu perhatikan lingkungan sekitar.

Mengelola Batasan Diri untuk Mencegah Pelecehan

Pelecehan seksual tidak selalu didasari niat jahat yang direncanakan. Seringkali, kejahatan terjadi karena adanya peluang. Meity menjelaskan pentingnya menjaga batasan diri dan selektif dalam bergaul. Dengan demikian, peluang terjadinya pelecehan dapat diminimalisir.

Menjaga jarak dan batasan dengan orang lain, terutama yang belum dikenal baik, merupakan langkah efektif. Hal ini dapat mengurangi potensi terjadinya pelecehan. Kenali orang-orang di sekitar kita.

Waspada di Tempat Umum dan Hindari Distraksi

Di tempat umum, seperti jalanan, fokus pada lingkungan sekitar sangat penting. Kebiasaan bermain ponsel saat berjalan kaki dapat membuat seseorang lengah dan rentan menjadi korban. Tetap waspada dan hindari penggunaan ponsel berlebihan di tempat umum.

Jalanan yang sepi atau minim penerangan meningkatkan risiko pelecehan. Oleh karena itu, perempuan perlu meningkatkan kewaspadaan, terutama saat bepergian sendirian. Pilih jalur yang ramai dan terang.

Tetap Waspada, Meskipun di Lingkungan yang Dianggap Aman

Meskipun sekolah seharusnya menjadi lingkungan yang aman, pelecehan bisa terjadi. Kasus pelecehan oleh teman sebaya atau tenaga pendidik menunjukkan bahwa kewaspadaan perlu diterapkan di mana pun. Kejadian di Depok merupakan bukti nyata.

Lingkungan yang dianggap aman pun tidak sepenuhnya bebas risiko. Penting untuk tetap waspada dan mengenali tanda-tanda bahaya. Laporkan setiap tindakan yang mencurigakan.

Membangun Percaya Diri dan Jaringan Dukungan

Selain kewaspadaan, membangun rasa percaya diri dan memiliki jaringan dukungan juga penting. Korban pelecehan seksual sering merasa rendah diri. Membangun rasa percaya diri dapat membantu korban untuk berani melawan dan melaporkan kejahatan yang dialaminya.

Memiliki teman, keluarga, atau komunitas yang suportif dapat memberikan kekuatan dan dukungan bagi perempuan. Jangan ragu untuk meminta bantuan jika merasa terancam atau mengalami pelecehan.

Kesimpulannya, pencegahan pelecehan seksual memerlukan pendekatan multi-faceted. Kewaspadaan, pengelolaan batasan, dan kesadaran akan risiko di berbagai lingkungan merupakan langkah-langkah krusial. Lebih penting lagi, membangun rasa percaya diri dan jaringan dukungan yang kuat dapat melindungi dan memberdayakan perempuan untuk menghadapi ancaman ini. Dengan komitmen bersama, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan menghormati.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button