Editorial

Riset Iklim Antibias ITS Raih Dana 7 Miliar dari Inggris

Seorang dosen dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Prof. Dr. rer pol Heri Kuswanto, MSi, memperoleh pendanaan riset senilai 345.000 poundsterling atau sekitar Rp 7,5 miliar dari Advanced Research and Invention Agency (ARIA), lembaga riset independen Inggris.

Pencapaian ini semakin istimewa karena ITS menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang terpilih dari sekitar 120 proposal dari seluruh dunia. Kompetisi ini sangat ketat, hanya 21 proposal yang berhasil lolos seleksi, bersaing dengan universitas-universitas ternama seperti Oxford, Cambridge, dan Imperial College London.

Riset Inovatif untuk Mengatasi Krisis Iklim

Prof. Heri akan fokus pada penelitian berjudul Towards Robust and Unbiased Validation of SAI Simulations (TRUSS). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan akurasi simulasi proyeksi iklim, khususnya yang melibatkan teknologi Stratospheric Aerosol Injection (SAI).

SAI, teknologi penyemprotan partikel ke atmosfer sebagai bagian dari Solar Radiation Management (SRM), masih menimbulkan banyak pertanyaan ilmiah terkait dampaknya terhadap iklim.

Penilaian dampak SRM selama ini hanya mengandalkan rata-rata hasil simulasi, mengabaikan keragaman antar model yang besar. Hal ini berpotensi menimbulkan bias dan menyesatkan pengambilan keputusan kebijakan iklim.

Pendekatan TRUSS: Menggabungkan Statistik dan Machine Learning

Untuk mengatasi tantangan ini, Prof. Heri mengembangkan pendekatan TRUSS. Pendekatan ini menggabungkan metode statistik Bayesian Model Averaging (BMA) dan algoritma machine learning, seperti XGBoost.

Gabungan metode ini diharapkan mampu menghasilkan validasi model iklim yang lebih akurat dan mempertimbangkan ketidakpastian data. Inovasi ini tak hanya berdampak teknis, tetapi juga menjadi dasar ilmiah penting dalam pengambilan kebijakan iklim global.

Kerjasama Internasional dan Fokus Riset di Asia Tenggara

Riset yang akan berlangsung selama tiga tahun ini berfokus pada wilayah Indonesia dan Asia Tenggara. Penelitian akan meneliti dampak SRM terhadap fenomena iklim seperti kekeringan, curah hujan ekstrem, dan indeks iklim lainnya.

Validasi model dilakukan dengan membandingkan hasil simulasi dengan data kejadian iklim historis. Prof. Heri berkolaborasi dengan peneliti internasional dari Cornell University dan Inggris, serta dosen dan mahasiswa ITS.

Prof. Heri menekankan pentingnya pencapaian ini sebagai bukti kapasitas ilmuwan Indonesia di level internasional dan komitmen ITS dalam kemajuan sains dan teknologi. Prestasi ini bukan hanya pencapaian pribadi, tetapi juga pengakuan internasional bagi ITS.

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi signifikan dalam memahami dampak teknologi geoengineering terhadap iklim regional dan global, membantu pengambilan keputusan yang lebih tepat dan terinformasi dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Suksesnya perolehan dana riset ini juga menunjukkan potensi besar Indonesia dalam berkontribusi pada solusi krisis iklim global.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button