Para ilmuwan telah mengungkap fenomena menakjubkan di Antartika Barat yang mereka sebut “pembajakan es”. Fenomena ini terjadi ketika sebuah gletser yang bergerak cepat menyerap es dari gletser tetangganya yang bergerak lebih lambat. Penemuan ini, yang dipublikasikan dalam jurnal *The Cryosphere*, merupakan perubahan signifikan dalam pemahaman kita tentang dinamika aliran es di Antartika. Studi ini dimungkinkan berkat data satelit Copernicus Sentinel-1 dan sebagian didanai oleh program Science for Society milik ESA (European Space Agency).
‘Mencuri Es’ dari Tetangganya: Dinamika Gletser Kohler
Penelitian selama 17 tahun mengungkap perubahan drastis dalam aliran Gletser Kohler Timur. Gletser ini mengalami percepatan signifikan, sementara Gletser Kohler Barat, tetangganya, melambat. Dr. Heather Selley dari University of Leeds menjelaskan bahwa perlambatan Gletser Kohler Barat disebabkan oleh perubahan arah alirannya menuju Gletser Kohler Timur.
Perubahan arah ini terkait erat dengan perbedaan kecepatan penipisan es antara kedua gletser. Gletser Kohler Timur yang lebih cepat ‘mencuri’ es dari Kohler Barat, mengalihkan aliran es ke dirinya sendiri. Perbedaan laju penipisan inilah yang menjadi penyebab utama fenomena pembajakan es ini.
Terungkap oleh Data Satelit: Kecepatan yang Mengejutkan
Yang mengejutkan adalah kecepatan terjadinya fenomena ini. Sebelumnya, proses perpindahan aliran es antar gletser diperkirakan berlangsung selama berabad-abad. Namun, data satelit Sentinel-1 dan CryoSat menunjukkan bahwa ‘pembajakan es’ di Gletser Kohler terjadi dalam waktu kurang dari 18 tahun.
Kecepatan perubahan ini menantang asumsi lama tentang dinamika gletser yang dianggap lambat. Pengamatan langsung dari satelit memungkinkan para ilmuwan untuk mengamati proses ini secara detail dan akurat, menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang dinamika aliran es di Antartika.
Dampak terhadap Kenaikan Permukaan Laut: Sebuah Ancaman Baru
Penemuan ini memiliki implikasi penting bagi proyeksi kenaikan permukaan laut global. Gletser Kohler Timur, bersama Gletser Pope dan Smith, mengalir ke Lapisan Es Dotson dan Crosson di Laut Amundsen. Kecepatan pencairan gletser-gletser ini secara langsung berkontribusi terhadap kenaikan permukaan laut.
Penipisan dan penyusutan garis dasar di wilayah ini telah diamati, yang dapat menyebabkan aliran es yang lebih cepat menuju laut. Professor Anna Hogg dari University of Leeds menekankan bahwa pengalihan aliran es merupakan proses penting dalam dinamika lapisan es, yang perlu dipahami untuk memprediksi perubahan gletser di masa depan.
Teknologi Satelit: Merevolusi Penelitian Iklim Kutub
Penggunaan teknologi satelit seperti Copernicus Sentinel-1 telah merevolusi penelitian iklim kutub. Kemampuan untuk melacak pergerakan gletser dalam jangka waktu panjang memungkinkan para ilmuwan untuk memantau dan memprediksi perubahan pada lapisan es dengan lebih akurat.
Dr. Martin Wearing, Polar Science Cluster Coordinator di ESA, menyoroti kemampuan unik satelit dalam menyediakan cakupan temporal dan spasial yang diperlukan untuk menilai perubahan di wilayah kutub. Data yang diperoleh dari satelit memberikan informasi yang krusial untuk memprediksi perilaku gletser Antartika Barat di masa depan, terutama dalam konteks perubahan iklim yang terus berlangsung.
Studi ini menyajikan pemahaman baru tentang dinamika es di Antartika. Temuan ini akan sangat penting dalam menyempurnakan model prediksi kenaikan permukaan laut global di masa mendatang, sehingga upaya mitigasi dapat direncanakan dengan lebih efektif. Kemajuan teknologi satelit telah membuka jalan bagi pemahaman yang lebih mendalam tentang sistem iklim Bumi yang kompleks dan dinamis.