Kehebohan muncul setelah beredar video Gus Iqdam, seorang ulama muda, tengah menaiki mobil mewah GMC. Video tersebut viral di media sosial, memicu berbagai spekulasi dan pertanyaan dari publik.
Pihak Pondok Pesantren Sabilu Taubah, tempat Gus Iqdam bernaung, pun angkat bicara untuk memberikan klarifikasi terkait hal ini. Penjelasan disampaikan langsung oleh Ilham Burhanuddin, yang akrab disapa Jebor.
Klarifikasi Penggunaan Mobil Mewah GMC
Jebor menegaskan bahwa mobil GMC yang digunakan Gus Iqdam bukanlah miliknya. Kendaraan tersebut dipinjamkan oleh seorang teman Gus Iqdam yang juga merupakan jamaahnya.
Ia meminta masyarakat untuk mendoakan Gus Iqdam agar kelak mampu membeli mobil mewah sejenis. Hal ini disampaikan mengingat harga mobil tersebut yang memang tergolong tinggi.
Jebor mengaku tidak mengetahui secara pasti identitas teman Gus Iqdam yang meminjamkan mobil tersebut. Yang pasti, menurutnya, si peminjam merupakan salah satu jamaah Gus Iqdam.
Penjelasan Terkait Nomor Polisi Palsu
Selain soal mobil, kontroversi juga muncul terkait nomor polisi (nopol) yang terpasang di mobil tersebut. Jebor menjelaskan adanya kesalahan informasi dari pihak pemilik kendaraan.
Awalnya, nopol tersebut diinformasikan tidak digunakan oleh siapa pun. Namun, dalam proses penetapan dan administrasi, ternyata sudah terdaftar atas nama orang lain. Pihak terkait masih berupaya melakukan konfirmasi lebih lanjut mengenai permasalahan ini.
Tanggapan Gus Iqdam dan Kesimpulan
Gus Iqdam sendiri menanggapi kehebohan ini dengan santai. Ia menyampaikan permohonan maaf jika ada yang merasa tersinggung dengan kejadian tersebut.
Ia menjelaskan bahwa mobil tersebut hanya digunakan satu kali. Pernyataan ini menjadi bagian dari klarifikasi resmi terkait polemik yang bergulir di media sosial.
Insiden ini menyoroti pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkannya lebih luas. Semoga penjelasan dari pihak Pondok Pesantren Sabilu Taubah dapat memberikan kejelasan dan meredam spekulasi yang beredar di masyarakat.
Ke depan, diharapkan agar setiap informasi yang beredar di media sosial dapat dikaji lebih teliti untuk menghindari kesalahpahaman dan penyebaran berita hoaks.

